Permukiman nelayan Sukolilo terletak diantara Pantai Ria Kenjeran dan Kenjeran Park. Berdasarkan data di Kelurahan Sukolilo, hampir seluruh penduduknya menggantungkan hidupnya dari hasil laut. Baik sebagai nelayan pencari ikan, nelayan pencari kerang, buruh tambat, pengusaha hasil laut, pengrajin dari hasil laut, maupun pedagang hasil laut.
Sejak satu tahun lalu omset mereka turun hampir 100%. Jadi hampir tidak ada yang dapat mereka hasilkan dari kegiatan melaut. Kerang, tiram, ikan, udang, dan lain-lain semuanya tidak dapat berkembang biak. Biasanya mereka mengalami paceklik saat angin barat datang. Angin barat (Moonson Asia) biasanya membawa hujan lebat dan kecepatan angin tinggi.
Akan tetapi sekarang sepanjang tahun adalah musim paceklik bagi nelayan di kelurahan Sukolilo. Hal ini dikarenakan dibuangnya lumpur panas Porong ke Sungai Porong yang mengalir menuju Selat Madura. Hal ini memutuskan mata rantai kehidupan laut di sekitar selat Madura. Berdasarkan penelitian, salah satu unsur yang ada dalam lumpur tersebut adalah minyak dan tanah liat. Mungkin inilah yang memutuskan mata rantai tersebut menurut para nelayan.
Dulu dengan gampang mereka menggali lumpur di sekitar mereka ntuk mendapatkan terung. Tapi sekarang tidak ada satu terungpun dibalik lumpur itu. Nelayan Sukolilo membutuhkan kapal yang lebih besar agar dapat menangkap ikan yang lebih jauh agar mendapatkan hasil yang mencukupi untuk kehidupan mereka.
Walaupun lumpur panas Porong berada sekitar 100 km dari Sukolilo, akan tetapi masyarakat nelayan di Sukolilo pun merasakan pengaruhnya yang dasyat juga.