Tuesday 19 May 2009

BERKELILING PULAU MADURA

Perjalanan mengelilingi Pulau Madura pertama kali selama 34 jam dengan rute:
ITS - Galaksi - Kamal - Tanjung Bumi - Pantai Slopeng - Sumenep - Pamekasan - Sampang - Pamekasan - Sumenep - Kampung Batik Madura Klapar Pamekasan - Sampang - Kamal - Perak - Benowo.



Kepulauan Madura terdiri dari satu pulau besar bernama Madura dan 127 pulau kecil baik berpenghuni maupun tidak. Sebagian besar pulau-pulau kecil tersebut terletak di Kabupaten Sumenep.

MAsjid Agung Sumenep merupakan salah satu tempat wisata religi di kawasan ini. Masjid ini terletak di tengah kota Sumenep (depan alun-alun kota). Hal ini mengingatkan pada bentuk kota di Jawa dimana alun-alun dikelilingi oleh pusat pemerintahan, pusat perekenomian, dan tempat ibadah.



Terlihat penumpang yang baru saja turun dari feri. Sepertinya mereka merupakan rombongan pengiring pengantin. Terlihat salah satu seserahan yang telah dihias dengan kertas warna-warni.

Perjalanan yang ketiga adalah mengelilingi Madura mulai dari Benowo - ITS - jembatan Suramadu - Sampang - Camplong - Pamekasan - Kampung Batik Klapar - Kalianget - Sumenep - Pantai Lombang - Pantai Slopeng - Tanjung Bumi - Bangkalan - jembatan Suramadu - ITS - Benowo. Perjalanan ditempuh selama 16 jam yang melelahkan.

Dari semua perjalanan di Madura yang pernah kulakukan, ada beberapa hal menarik yang patut didiskusikan lebih lanjut.
Pertama adalah infrastruktur transportasi. Secara umum sudah terdapat jalan yang mengelilingi pulau, akan tetapi terdapat perbedaan kondisi yang signifikan antara jalur selatan dan utara. Jalur selatan relatif lebih baik dibandingkan jalur utara. Padahal pemandangan laut di sepanjang utara begitu menakjubkan. Apalagi kalau dapat mengabadikan sunset dari perjalanan di jalur ini. Woow begitu menakjubkan. Sepertinya jalur yang mengelilingi pulau ini sudah ada sejak lebih dari satu abad lalu. Terdapat penanda pohon asam yang kira-kira telah berusia diatas 60 tahun. Pohon ini aku temui disepanjang jalur, baik pada jalan dengan kondisi bagus maupun jelek.
Apabila kita masuk Kota Bangkalan dari arah Kamal, akan menemui jalan kembar dimana pohon asamnya telah hilang. Sangat disayangkan sekali. Mengapa pohon tersebut tidak dipindahkan ke pinggir?

Sebagian besar bangunan permukiman yang kutemui merupakan bangunan baru dengan gaya adopsi luar negeri. Walaupun bangunan tersebut baru, akan tetapi memiliki kesamaan dengan kebiasaan dan bentuk rumah asal. Rumah tersebut pasti memiliki teras yang relatif luas dengan kursi dan meja untuk menerima tamu. Biasanya tamu laki-laki diterima di teras ini. Apabila tamu tersebut dengan perempuan, maka akan diterima di dalam rumah. Yang menarik bagiku adalah beragamnya bentuk dan jenis kursi dan meja yang ada di teras tersebut. Mulai dari sofa dari kain maupun kayu, kursi dan meja makan, maupun hanya deretan kursi-kursi.

Hal ketiga yang menarik adalah keberadaan kampung-kampung batik. Yang dimaksud kampung batik adalah sebuah perkampungan dimana mata pencaharian penduduknya adalah menggantungkan diri dari bisnis batik. Mulai dari proses penggambaran, membatik, mewarna, pemasaran, sampai dengan promosi. Kampung batik yang kukunjungi adalah Tanjung Bumi (Bangkalan) dan Klapar. Aku telah 3 kali ke kampung batik Klapar di Pamekasan. Motif batik Tanjung Bumi lebih besar bentuknya dibandingkan Klapar. Adapun harganya relatif sama.



Kondisi pasar Camplong (Sampang) dengan delman di depannya. Camplong terkenal dengan pantainya dan jambu air putih yang disebut jambu Camplong. Akan tetapi apabila kita membeli di supermarket di Surabaya disebut Jambu Madura.



Kondisi jalan dan lalu lintas di dekat alun-alun Kota Pamekasan.





Kondisi pelabuhan Kalianget (Sumenep). Pelabuhan ini melayani jalur perdagangan dan transportasi antar pulau di sekitar Sumenep maupun ke seluruh wilayah Indonesia. Terdapat feri yang melayani jalur Kalianget - Situbondo. Jalur ini ditempuh selama kurang lebih 2 jam.



Kondisi pantai selatan pulau Madura. Terdapat pohon bakau yang usianya masih relatif muda. Disamping itu terlihat tempat eksplorasi minyak di laut lepas.



Kondisi pantai utara pulau Madura dengan pasir putihnya. Akan tetapi secara keseluruhan tidak terdapat pasir putih disepanjang pantai pulau Madura. Hanya terdapat sebagian kecil pantai dengan pasir putih.



Suasana malam hari Jemabatan Suramadu arah Surabaya. Banyak terdapat penjual makanan di Kawasan Kaki Jembatan Suramadu (KKJS) baik sisi Madura dan Surabaya. Disamping itu terlihat orang menyeberang jalan di jembatan, sepeda atau mobil yang putar balik tidak pada tempatnya. Serta hal-hal lain di luar ketentuan yang berlaku di jalan tol.

Sunday 17 May 2009

TIPOLOGI PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN SUKOLILO, KEC BULAK KOTA SURABAYA DALAM PERBAIKAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH

Dalam menyusun konsep partisipasi masyarakat dalam perbaikan kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Sukolilo Kec Bulak Kota Surabaya maka diperlukan pengelompokkan/ klasifikasi partisipasi masyarakat. Kelompok/klasifikasi tersebut selanjutnya disebut tipologi partisipasi masyarakat Kelurahan Sukolilo dalam perbaikan kawasan permukiman kumuh. Sesuai dengan sintesa kajian pustaka, maka tipologi partisipasi masyarakat Kelurahan Sukolilo dalam perbaikan kawasan permukiman kumuh terdiri dari:
1. Karakteristik masyarakat Kelurahan Sukolilo
2. Partisipasi masyarakat Kelurahan Sukolilo dalam perbaikan kawasan permukiman kumuh
3. Hambatan pelaksanaan partisipasi masyarakat Kelurahan Sukolilo dalam perbaikan kawasan permukiman kumuh
4. Preferensi partisipasi masyarakat dalam perbaikan kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Sukolilo.

Sehingga didapatkan 4 tipologi partisipasi masyarakat Kelurahan Sukolilo dalam perbaikan kawasan permukiman kumuh seperti dibawah ini.

A. Tipologi pertama
Yang termasuk dalam tipologi ini adalah seluruh masyarakat yang memiliki pekerjaaan sebagai nelayan dan guru yang tinggal di rumah milik sendiri. Bentuk partisipasi yang dilakukan adalah tenaga. Sedangkan preferensi bentuknya adalah tidak berpartipasi serta gabungan antara tenaga dan materi. Tingkat kedalaman partisipasi yang dilakukan sesuai dengan preferensinya, yaitu rendah. Masyarakat nelayan dan guru yang tinggal di rumah sendiri menyatakan bahwa faktor sosial dan pendidikan merupakan penghambat pelaksanaan partisipasi masyarakat dalam perbaikan kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Sukolilo. Disamping itu, nelayan dan guru yang tinggal di rumah milik sendiri menginginkan masyarakat menentukan sendiri segala keputusan yang berhubungan dengan perbaikan kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Sukolilo, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan.
Tipologi ini menunjukkan bahwa masyarakat nelayan dan guru yang tinggal di rumah sendiri memiliki bentuk partisipasi yang menggambarkan kerjasama antar pihak dalam perbaikan kawasan permukiman kumuh. Disamping itu, preferensi bentuk partisipasi pada perencanaan masih menggambarkan bentuk semu. Akan tetapi preferensi bentuk partisipasi pada tahap pelaksanaan telah menggambarkan proses pemberdayaan. Hal ini diperkuat dengan preferensi pihak pengambil keputusannya adalah masyarakat sendiri. Perbedaan antara partisipasi yang dilakukan dengan preferensinya disebabkan oleh faktor sosial dan latar belakang pendidikan dari masyarakat itu sendiri. Walaupun sebenarnya preferensi kedalaman partisipasinya adalah rendah. Memperhatikan segala preferensi dan yang telah dilakukan oleh masyarakat tipologi ini, maka dapat disebutkan bahwa kedalaman partisipasi yang dilakukan adalah rendah atau partisipasi pasif, namun memiliki preferensi tingkat kedalaman yang tinggi atau partisipasi aktif.

B. Tipologi kedua

Masyarakat Kelurahan Sukolilo yang termasuk dalam tipologi partisipasi kedua ini adalah buruh, pengusaha swasta, dan karyawan yang tinggal di rumah sendiri. Bentuk partisipasi yang dilakukan adalah tenaga dan tidak berpartisipasi. Sedangkan preferensi bentuknya adalah tidak berpartipasi serta gabungan antara tenaga dan materi. Tingkat kedalaman partisipasi yang dilakukan sesuai dengan preferensinya, yaitu rendah. Hambatan pelaksanaan partisipasi masyarakat pada tipologi kedua ini adalah faktor sosial dan latar belakang pendidikan masyarakat. Preferensi pihak yang menentukan pada proses partisipasi adalah kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Peran pemerintah adalah untuk menyediakan dana dan mendampingi masyarakat dalam merumuskan program perbaikan kawasan permukiman kumuh. Sedangkan peran masyarakat adalah untuk mengidentifikasi permasalahan dan potensi yang ada di Kelurahan Sukolilo. Disamping itu masyarakat memiliki suara menentukan seluruh tahapan program.
Tipologi kedua ini menunjukkan bahwa buruh, pengusaha swasta, dan karyawan yang tinggal di rumah sendiri memiliki bentuk partisipasi yang menggambarkan antara bentuk semu dan kerjasama. Preferensi bentuk partisipasi pada tahap perencanaan menggambarkan bentuk semu. Sedangkan pada tahap pelaksanaan sudah menggambarkan proses pemberdayaan. Akan tetapi proses pemberdayaannya tidak sekuat pada tipologi pertama karena masih menginginkan keterlibatan pemerintah pada seluruh tahapan proses partisipasi masyarakat. Dapat dikatakan bahwa kedalaman partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat pada tipologi kedua adalah rendah atau partisipasi pasif. Namun preferensi partisipasi masyarakatnya adalah sedang atau partisipasi semu.

C. Tipologi ketiga
Masyarakat Kelurahan Sukolilo yang termasuk dalam tipologi partisipasi ketiga ini adalah buruh, pengusaha swasta, dan karyawan yang tinggal di rumah sewa dan menumpang. Bentuk partisipasi yang dilakukan adalah tenaga dan tidak berpartisipasi. Sedangkan preferensi bentuknya adalah tidak berpartipasi serta gabungan antara tenaga dan materi. Tingkat kedalaman partisipasi yang dilakukan adalah bervariasi mulai dari rendah sampai dengan sedang. Preferensi tingkat kedalaman partisipasinya adalah rendah. Sebagaimana pada tipologi sebelumnya, maka hambatan pelaksanaan partisipasi masyarakat pada tipologi ketiga ini juga faktor sosial dan latar belakang pendidikan masyarakat. Sesuai dengan preferensi pihak yang menentukan pada tipologi kedua, maka pada tipologi ini juga menginginkan kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat dalam proses perbaikan kawasan permukiman kumuh.
Tipologi ketiga ini menunjukkan bahwa buruh, pengusaha swasta, dan karyawan yang tinggal di rumah sewa dan menumpang memiliki bentuk partisipasi bervariasi yaitu mulai partisipasi yang menggambarkan bentuk semu sampai dengan praktik kerjasama. Preferensi bentuk partisipasi pada tahap perencanaan menggambarkan bentuk semu. Sedangkan pada tahap pelaksanaan sudah menggambarkan proses pemberdayaan. Sebagaimana pada tipologi kedua, maka proses pemberdayaan juga tidak kuat karena masih menginginkan keterlibatan pemerintah pada seluruh tahapan proses partisipasi masyarakat. Disamping itu dapat dikatakan juga bahwa kedalaman partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat pada tipologi ketiga adalah bervariasi antara rendah (partisipasi pasif) sampai dengan sedang (partisipasi semu). Namun preferensi partisipasi masyarakatnya adalah rendah atau partisipasi pasif.

D. Tipologi keempat
Masyarakat Kelurahan Sukolilo yang termasuk dalam tipologi partisipasi keempat adalah buruh, pengusaha swasta, karyawan dan guru yang tinggal di tanah sewa. Guru yang tinggal di rumah sewa dan menumpang juga termasuk dalam tipologi ini. Bentuk partisipasi yang dilakukan adalah tenaga. Sedangkan preferensi bentuknya adalah tidak berpartipasi serta gabungan antara tenaga dan materi. Tingkat kedalaman partisipasi yang dilakukan adalah bervariasi mulai dari rendah sampai dengan sedang. Preferensi tingkat kedalaman partisipasinya adalah sedang. Hambatan pelaksanaan partisipasi masyarakat pada tipologi keempat ini adalah faktor kondisi perekonomian masyarakat, sosial kehidupannya serta latar belakang pendidikan masyarakat. Disamping itu, masyarakat tipologi keempat ini menginginkan masyarakat menentukan sendiri segala keputusan yang berhubungan dengan perbaikan kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Sukolilo, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan.
Tipologi partisipasi keempat ini menunjukkan bahwa masyarakatnya telah memiliki bentuk partisipasi yang menggambarkan kerjasama antar pihak dalam perbaikan kawasan permukiman kumuh. Disamping itu, preferensi bentuk partisipasi pada perencanaan masih menggambarkan bentuk semu. Akan tetapi preferensi bentuk partisipasi pada tahap pelaksanaan telah menggambarkan proses pemberdayaan. Hal ini diperkuat dengan preferensi pihak pengambil keputusannya adalah masyarakat sendiri. Faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan partisipasi sehingga terdapat perbedaan antara partisipasi yang dilakukan dengan preferensinya adalah kondisi sosial, ekonomi, dan latar belakang pendidikan. Memperhatikan segala preferensi dan yang telah dilakukan oleh masyarakat tipologi keempat ini, maka dapat disebutkan bahwa kedalaman partisipasi yang dilakukan adalah bervariasi mulai dari rendah (partisipasi pasif) sampai dengan sedang (partisipasi semu), namun memiliki preferensi tingkat kedalaman sedang (partisipasi semu).

KATA PENGANTAR

POST INI MERUPAKAN KATA PENGANTAR PADA TESIS KU DENGAN JUDUL:
KONSEP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERBAIKAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI KELURAHAN SUKOLILO KECAMATAN BULAK KOTA SURABAYA

Penelitian ini merupakan bagian akhir dari sebuah proses panjang untuk menyelesaikan pendidikan magister di bidang Manajemen Pembangunan Kota Program Pascasarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Seluruh proses penelitian dan penulisan ini dapat terjadi hanya karena ketetapan dan ridho Allah SWT semata. Puji syukur ke hadirat-Nya atas segala kenikmatan dan anugrah yang telah dicurahkan sampai dengan saat ini sehingga semua kerikil dan rintangan teratasi.

Proses penelitian ini merupakan sebuah jalan panjang yang ditempuh selama 8 bulan antara Agustus 2008 sampai dengan April 2009. Dalam rentang waktu tersebut, penulis menjumpai banyak pihak yang berperan membantu untuk menyelesaikan penelitian ini. Penulis dapat diibaratkan hanyalah sebuah noktah di dalam sebuah kosmos apabila tanpa peran mereka yang membanggakan. Dengan tanpa mengurangi rasa hormat, penulis ingin menyampaikan terimakasih dari lubuk hati paling dalam kepada:

1. Yth keluarga besar saya - orang tua, mertua, adik, ipar, sepupu serta keluarga yang lain. Terimakasih tak terhingga atas kasih sayang, perhatian dan doa-doanya. Saya bangga dan bahagia menjadi bagian keluarga ini.

2. Yth Bapak Ir. Ispurwono Soemarno, MArch, PhD dan Bapak Putu Gde Ariastita, ST, MT. Terimakasih dari hati terdalam atas kesediaan meluangkan waktu untuk membaca dengan teliti berkas penelitian serta mencermati, mengkritisi, dan memberi masukan pada proses penelitian dan penyusunan tesis ini sebagai pembimbing.

3. Yth Ibu Dr Ir Rima Dewi Supriharjo, MIP, Bapak Ir Sardjito, MT, dan Ibu Dr Eng Ir Sri Nastiti NE, MT. Terimakasih atas kesediaan untuk menguji dan mengkritisi guna kesempurnaan tesis ini sebagai penguji. Disamping itu juga disampaikan terimakasih kepada Yth Ibu Ima Defiana ST, MT yang bersedia sebagai penguji pada sidang proposal dan preview tesis pertama.

4. Yth Dr. Ir. Haryo Sulistyarso. Terimakasih atas wawasan dan wacananya selama masa perkuliahan selaku dosen wali.

5. Yth Ir. Muhammad Faqih MSA, PhD. Terimakasih atas pengaturan sistem selama masa perkuliahan selaku Kaprodi Pascasarjana Arsitektur

6. Yth seluruh dosen Arsitektur dan Manajemen Pembangunan Kota. Terimakasih atas ruang dan kesempatan untuk mengecap dan membentuk atmosfir akademis. Tak lupa terucap terimakasih kepada para staf dan karyawan di kedua jurusan tersebut untuk mewujudkan atmosfir akademis tersebut.

7. Yth seluruh dosen, staf, dan peneliti di Laboratorium Perumahan dan Permukiman Jurusan Arsitektur ITS. Terimakasih yang tulus atas dukungan materi, sarana, prasarana, dan waktu hingga terselesaikannya penelitian ini. Disamping itu juga terimakasih yang mendalam untuk Bapak Ir. Hasian Siregar, MT selaku Direksi CV Etika Prana. Terimakasih atas kesediaannya mengeluarkan surat rekomendasi saat pendaftaran
kuliah ini.

8. Yth seluruh responden dan stakeholder yang berpengaruh dalam penelitian ini. Masyarakat Kelurahan Sukolilo, para Ketua RT dan RW, Ketua BKM, Pak Lurah Sukolilo dan staf, Pelaksana Teknis NUSSP, Sub dan Dinas Permukiman Tata Kota Surabaya, Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya. Terimakasih atas sumbangan data, opini dan pendapatnya sehingga penulis dapat memenuhi kecukupan data pada penelitian ini. Penulis memperoleh kesempatan yang membanggakan dalam meneliti partisipasi masyarakat di wilayah ini.

9. Yth Departemen Pendidikan Nasional melalui Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri. Dimana memberikan kesempatan pembiayaan Program Beasiswa Unggulan guna menyelesaikan pendidikan pada Program Pascasarjana Arsitektur bidang Manajemen Pembangunan Kota, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (Berdasarkan DIPA Sekretariat
Jenderal Departemen Pendidikan Nasional Periode Anggaran September 2007 sampai Pebruari 2009).

10. Yth Ema Umilia, ST. Terimakasih yang tak terhingga atas bantuannya untuk menyederhanakan bahasa penelitian yang rumit dan berbeda akibat latar belakang yang telah terbentuk sebelumnya.

11. Yth Teman-teman MPK angkatan 20007, baik penerima maupun tidak penerima Beasiswa Unggulan Depdiknas (Batch 3). Widya, Sukma, Son, Dee, Alies, Yayak, Erika, Pak Kunc, Ageng, Arief, Pak Sad, Pak Cam, Pak Fajar, Unik, Nining, Rutjah, Nopie, Arofah, dan Reeta. Terimakasih atas suasana, semangat, kekerabatan, dan segala memori yang membekas selama bersama melalui proses ini. Semoga ilmu yang diperoleh memberi manfaat bagi kehidupan.

12. Terimakasih tak terhingga buat segala sesuatu yang telah dan akan menjadi inspirasi serta warna dalam kehidupan penulis.

13. Ungkapan terakhir adalah terimakasih yang tak terhingga serta hormat mendalam bagi seseorang yang selama hampir dua pertiga hidupku selalu berdiri disampingku. Yth suamiku, Soeyono. Terimakasih atas segala pengertian dan toleransi yang mendalam atas segala kegiatan dan kesibukanku selama ini. Akan menjadi lebih berarti beriringan dengan dengan dirimu. Juga ungkapan sayang tak terhingga buat kedua buah hati kami, Dadan Giri Prayudha (alm) dan Tika Arining Wardhani (alm). Terimakasih telah bersedia mampir walau sebentar guna menggoreskan kuas warna pelangi kehidupan.

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, penulis hanyalah sebuah noktah yang jauh dari kesempurnaan pada sebuah sistem. Demikian juga yang terjadi pada tesis ini yaitu jauh dari kesempurnaan yang berjalan beriringan sesuai dengan ketidaksempurnaan penulis. Dengan segala kerendahan hati, penulis menerima kritik serta saran guna menyempurnakan tesis ini.

Akhirnya, segala kekurangan dan ketidaksempurnaan proses serta hasil penelitian ini adalah tanggung jawab penulis. Namun apabila dikemudian hari ditemukan sebuah kebenaran dalam tesis ini hanya semata ridho Allah SWT sang Maha Sempurna. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kehidupan dan penghidupan umat manusia. Terimakasih.

Surabaya, April 2009
Penulis
Andarita Rolalisasi
3207 205 707

The Great of Lombok


Kesan kunjungan pertama ku ke Lombok adalah ramah.Aku mendapatkan keramahan dari pemilik hotel, responden, sampai dengan penjual kue.


Kami tinggal di Hotel Ratih Jl. Pejanggik. Jalan ini termasuk down town nya Mataram. Kita gampang untuk mencari makanan dan oleh-oleh disini. Mulai dari kelas cafe sampai dengan warung tenda. RM Kania 1 merupakan tempat makan yang dapat direkomendasikan. Disamping itu kita juga dapat menjumpai beberapa oleh-oleh khas Mataram di sini. Mulai dari dodol rumput laut, telur asin, sampai beberapa jenis kue. Ayam taliwang dan cah kangkungnya juga enak. Didepan hotel juga terdapat penjual kain tenun dan mutiara.





Tetapi yang mengganggu adalah sikap para penjual asongan di pantai, baik pantai Kuta maupun pantai Aan. Mereka menjual kain tenun, kaos, pasir, maupun asesoris. Harga penawaran pertama kain tenun 100 ribu/3pcs. Sampe akhirnya mereka menurunkan sendiri harga tanpa ditawar menjadi 20 ribu/pcs. Tapi emang dari awal gak pingin beli jadinya yo gak beli. Begitu tahu kita masuk mobil tanpa membeli mereka mengatakan kita pelit. Lha... piye to...emang gak tertarik mo gimana lagi.
Yang aku beli di pantai Koeta adalah asesoris seharga 5000/pcs. Karena suka ya beli dua. salah satunya ini nih..
Keramahan penduduknya belum aku temui di tempat lainnya.Jadi target 200 responden oleh 2 surveyor utama selama 2.5 hari dapat terpeuhi. Hal ini tidak dapat tercapai tanpa adanya sikap terbuka responden. Greatful for all respondent. Penghalangnya hanya kondisi cuaca yang sangat panas terus tiba-tiba berganti menjadi hujan, walaupun hanya rintik-rintik.
Sasaran survei pertama adalah kampung Mojok. Disini kita dipandu oleh bu Ani, seorang kader posyandu. Thankful for her. Penghuni kampung Mojok kurang lebih 800 KK. Kondisi permukimannya sangat padat khas urban, walau sebenarnya jumlah penduduk Mataram hanya 356 ribu atau 10%nya Surabaya.




Tuesday 12 May 2009

RENUNGAN

THIS POST FROM THE EMAIL OF MY FRIEND

“Don’t be encumbered by history, just go out and do something
wonderfull”
(Robert Noyce)
Jangan terbelenggu oleh masa lalu, keluarlah dan lakukan sesuatu yang
menyenangkan.

Saya belajar,
bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain mencintai saya. Saya
hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yang saya cintai.

Saya belajar,
bahwa butuh bertahun-tahun untuk membangun kepercayaan dan
hanya beberapa detik saja untuk menghancurkannya.

Saya belajar,
bahwa orang yang saya kira adalah orang yang jahat, justru
adalah orang yang membangkitkan semangat hidup saya kembali serta
orang yang begitu perhatian kepada saya

Saya belajar,
bahwa sebaik-baik pasangan itu, mereka pasti pernah melukai
perasaan saya dan untuk itu saya harus memaafkannya

Saya belajar,
bahwa saya harus belajar memaafkan diri sendiri dan orang
lain........ , klo tidak mau dikuasai perasaan bersalah terus
menerus.....

Saya belajar,
bahwa saya tidak dapat merubah orang yang saya sayangi, tapi
semua itu bergantung pada diri mereka sendiri..... ....

Saya belajar,
bahwa lingkungan dapat mempengaruhi pribadi saya, tapi saya
harus bertanggung jawab atas apa yang telah saya lakukan..... ..

Saya belajar,
bahwa dua manusia dapat melihat sebuah benda, tapi kadang
dari sudut pandang yang berbeda..... ..

Saya belajar,
bahwa tidaklah penting apa yang saya miliki, tapi yang penting
siapa saya ini sebenarnya.. . ..

Saya belajar,
bahwa tidak ada yang instant atau serba cepat di dunia ini,
semua butuh proses dan pertumbuhan, kecuali saya ingin sakit
hati........ . .....

Saya belajar,
bahwa saya harus memilih apakah menguasai sikap dan emosi atau
sikap dan emosi itu yang menguasai diri saya....

Saya belajar,
bahwa saya punya hak untuk marah, tetapi bukan berarti saya
harus benci dan berlaku bengis....

Saya belajar,
bahwa orang-orang yang saya kasihi sering diambil segera dari
kehidupan saya...

Saya belajar,
bahwa sahabat terbaik bersama saya dapat melakukan banyak hal
dan kami selalu memiliki waktu terbaik...

Saya belajar,
bahwa persahabatan sejati tumbuh walaupun dipisahkan oleh
jarak yang jauh...
Dan beberapa diantara nya melahirkan cinta sejati....

Selamat belajar,
Love doesn't make the world go around
Love is what makes the ride worth whild.