.... still under construction.. digarap sak kober e
Aku memiliki kesulitan tersendiri untuk menulis 'STOCKHOLM' sampai sekarang. Kebanyakan konsonan berdempetan sih, secara jarang terdapat dalam tata bahasa Indonesia....
btw interupsi sebelum melanjutkan posting ini. Sekarang lagi dengerin band baru Jabar. Lagunya gak banget....
sekarang balik lagi update blognya...
Aku gak tahu pasti, ini bangunan apa. Tapi sepertinya GONDOLEN ini ada orang jalan di dalamnya. Dan bangunan di sampingnya itu adalah shopping centre.
Saturday, 24 April 2010
Wednesday, 7 April 2010
Malmo, Sweden
Malmo terletak di provinsi paling selatan Swedia, Scania dan merupakan kota ketiga paling populer di Swedia setelah Stockholm dan Gothenburg. Malmo dan sekitarnya termasuk kota metropolis di Swedia. Kota-kota disekitarnya tersebut meliputi Burlöv, Eslöv, Höör, Kävlinge, Lomma, Lund, Skurup, Staffanstorp, Svedala, Trelleborg and Vellinge.
Inilah hasil berkeliling Malmo di awal musim semi 2006. Semoga masih ingat dengan segala kejadian yang sudah lama berlalu.
Berdiri di jembatan menuju Malmohus Castle.
Castle didirikan pertama kali pada tahun 1434 oleh Raja Pomerania Eric. Struktur bangunan dirobohkan pada awal abad 16 dan dibangun kembali oleh Raja Denmark Christian III pada tahun 1530an.
Selain museum, juga terdapat café di castle ini. Makan siangku adalah steak ikan salmon dan tentu aja dengan minumnya cuma air putih karena tidak minum minuman bersoda dan beralkohol. Wow… enak banget…
Bangunan permukiman lama. Terdapat program pemerintah Swedia untuk meningkatkan mutu bangunan-bangunan lama untuk menjadi sebuah permukiman yang layak untuk ditempati.
Kawasan ini termasuk permukiman baru di Malmo. Mungkin karena secara umum demografi Swedia termasuk dalam penduduk tua, maka selama mengekplorasi permukiman disini jarang bertemu dengan penduduk yang tinggal di permukiman ini.
Kawasan ini merupakan distrik bisnis di Malmo. Bangunan-bangunan yang terlihat di belakang tersebut merupakan perkantoran dan fasilitas penunjang bisnis lainnya.
Untuk mengisi week end, teman-teman dan aku pergi ke Malmo dengan naik bus. Setelah sampai di terminal, kami menemukan 2 bis. Kami dicuekin oleh sopirnya ketika kami menanyakan kapan berangkat. Awalnya kami muangkel kok dicuekin tetapi akhirnya sadar dengan ketololan kami karena ada jadwal terpampang jelas didepan mata. Weleh.. weleh…
Setelah sampai di Malmo kami menuju sebuah supermarket paling besar, tetapi hanya sebesar 1 lantai plaza Surabaya. Sebelum sampai ke supermarket tersebut, ada seseorang yang berjalan cepat dan memanggil-manggil. Ternyata sopir bis yang memanggil kami (bule paling tinggi no 4 dari kanan). Beliau menyerahkan dompet teman Kenya kami, Julius (2 dari kiri). Dompet tersebut berisi semua uang Julius. Dan hebatnya kembali dengan utuh. Sebagai tanda terimakasih, kami foto bersama. Foto ini diambil oleh Arjun Koirala, Nepal, sehingga beliau tidak ada dalam foto ini.
Yang tampak menjulang tinggi dan melintir itu adalah Turning Torso. Bangunan ini merupakan bangunan perumahan 54 lantai hasil karya Santiago Calatrava, arsitek Spanyol. Dibangun selama kurun waktu 2001-2006 tetapi telah dibuka secara resmi pada 27 Agustus 2005.
Ruang terbuka ini merupakan ruang bersama penduduk Malmo. Arah depanku, kita dapat melihat Jembatan Oresund yang menghubungkan Swedia dan Denmark (gambar bawah). Sedangkan sebelah kiri adalah Turning Torso, si bangunan ‘melintir’. Sedangkan yang terlihat dibelakang merupakan permukiman vertikal penduduk setempat. Kata orang yang kita jumpai, tempat ini akan ramai pada musim panas dan semi karena banyak penduduk yang berjemur dan berenang di pantai ini.
Gambar-gambar di bawah ini diambil di atas jembatan depan Central Station.
Walaupun termasuk kota ketiga terbesar di Swedia, tetapi arus lalu lintas seperti di Pare. Tahu Pare? Pare itu bukan makanan yang pahit itu, tetapi ibu kota Kabupaten Kediri. Itulah perbedaan signifikan definisi perkotaan Indonesia dan di luarnya. Jadi definisi kota dengan penduduk sekian puluh ribu orang menurut PU, tidak berlaku disini.
Kalau di Krian ada tempat penyedia jasa penitipan sepeda, di Malmo juga ada tempat penitipan sepeda pancal (gratis). Krian merupakan titik pertemuan antara Gresik, Sidoarjo dan Surabaya, banyak penduduk yang bepergian menggunakan bus menitipkan sepeda motornya di Krian ini.
Dari central station Malmo ini kita dapat menuju arah utara (Stockholm), selatan (Copenhagen) atau tempat lainnya di luar Malmo menggunakan bus atau kereta api. Sehingga di sekitarnya disediakan tempat parkir sepeda sebagai fender dari stasiun tersebut.
Inilah hasil berkeliling Malmo di awal musim semi 2006. Semoga masih ingat dengan segala kejadian yang sudah lama berlalu.
Berdiri di jembatan menuju Malmohus Castle.
Castle didirikan pertama kali pada tahun 1434 oleh Raja Pomerania Eric. Struktur bangunan dirobohkan pada awal abad 16 dan dibangun kembali oleh Raja Denmark Christian III pada tahun 1530an.
Selain museum, juga terdapat café di castle ini. Makan siangku adalah steak ikan salmon dan tentu aja dengan minumnya cuma air putih karena tidak minum minuman bersoda dan beralkohol. Wow… enak banget…
Bangunan permukiman lama. Terdapat program pemerintah Swedia untuk meningkatkan mutu bangunan-bangunan lama untuk menjadi sebuah permukiman yang layak untuk ditempati.
Kawasan ini termasuk permukiman baru di Malmo. Mungkin karena secara umum demografi Swedia termasuk dalam penduduk tua, maka selama mengekplorasi permukiman disini jarang bertemu dengan penduduk yang tinggal di permukiman ini.
Kawasan ini merupakan distrik bisnis di Malmo. Bangunan-bangunan yang terlihat di belakang tersebut merupakan perkantoran dan fasilitas penunjang bisnis lainnya.
Untuk mengisi week end, teman-teman dan aku pergi ke Malmo dengan naik bus. Setelah sampai di terminal, kami menemukan 2 bis. Kami dicuekin oleh sopirnya ketika kami menanyakan kapan berangkat. Awalnya kami muangkel kok dicuekin tetapi akhirnya sadar dengan ketololan kami karena ada jadwal terpampang jelas didepan mata. Weleh.. weleh…
Setelah sampai di Malmo kami menuju sebuah supermarket paling besar, tetapi hanya sebesar 1 lantai plaza Surabaya. Sebelum sampai ke supermarket tersebut, ada seseorang yang berjalan cepat dan memanggil-manggil. Ternyata sopir bis yang memanggil kami (bule paling tinggi no 4 dari kanan). Beliau menyerahkan dompet teman Kenya kami, Julius (2 dari kiri). Dompet tersebut berisi semua uang Julius. Dan hebatnya kembali dengan utuh. Sebagai tanda terimakasih, kami foto bersama. Foto ini diambil oleh Arjun Koirala, Nepal, sehingga beliau tidak ada dalam foto ini.
Yang tampak menjulang tinggi dan melintir itu adalah Turning Torso. Bangunan ini merupakan bangunan perumahan 54 lantai hasil karya Santiago Calatrava, arsitek Spanyol. Dibangun selama kurun waktu 2001-2006 tetapi telah dibuka secara resmi pada 27 Agustus 2005.
Ruang terbuka ini merupakan ruang bersama penduduk Malmo. Arah depanku, kita dapat melihat Jembatan Oresund yang menghubungkan Swedia dan Denmark (gambar bawah). Sedangkan sebelah kiri adalah Turning Torso, si bangunan ‘melintir’. Sedangkan yang terlihat dibelakang merupakan permukiman vertikal penduduk setempat. Kata orang yang kita jumpai, tempat ini akan ramai pada musim panas dan semi karena banyak penduduk yang berjemur dan berenang di pantai ini.
Gambar-gambar di bawah ini diambil di atas jembatan depan Central Station.
Walaupun termasuk kota ketiga terbesar di Swedia, tetapi arus lalu lintas seperti di Pare. Tahu Pare? Pare itu bukan makanan yang pahit itu, tetapi ibu kota Kabupaten Kediri. Itulah perbedaan signifikan definisi perkotaan Indonesia dan di luarnya. Jadi definisi kota dengan penduduk sekian puluh ribu orang menurut PU, tidak berlaku disini.
Kalau di Krian ada tempat penyedia jasa penitipan sepeda, di Malmo juga ada tempat penitipan sepeda pancal (gratis). Krian merupakan titik pertemuan antara Gresik, Sidoarjo dan Surabaya, banyak penduduk yang bepergian menggunakan bus menitipkan sepeda motornya di Krian ini.
Dari central station Malmo ini kita dapat menuju arah utara (Stockholm), selatan (Copenhagen) atau tempat lainnya di luar Malmo menggunakan bus atau kereta api. Sehingga di sekitarnya disediakan tempat parkir sepeda sebagai fender dari stasiun tersebut.
Around City of Lund in the beginning of spring
Lund merupakan salah satu kota tua di Swedia selain Upssala. Kota ini diperkirakan didirikan tahun 1020 oleh Sweyn I Forkbeard atau anaknya, Canute the Great of Denmark. Sehingga kota ini merupakan bagian dari Denmark.
Akan tetapi bukti arkeologi terbaru menunjukkan bahwa pembangunan pertama dilakukan pada tahun 990 oleh Sweyn I Forkbeard di desa Uppåkra.
Luas kota Lund adalah 24.99 km2 dengan kepadatan penduduk 3,049/km2 pada tahun 2005. Bandingkan dengan kota Surabaya yang memiliki area seluas 520.87 km2 (20.8 kali lebih besar) dengan kepadatan penduduk hampir 8,000 jiwa/km2 (2.6 kali lebih padat). 2/3 penduduk Lund merupakan pendatang sebagai mahasiswa, sehingga pada musim liburan kota ini biasanya akan kehilangan 2/3 penduduknya. Salah satu masalah adalah housing stock untuk memenuhi penduduk musiman di Lund. Disamping itu, sebagian warga yang bekerja di Lund tetapi tinggal di Malmo.
Flea market yang ada pada hari Sabtu dan Minggu. Disini terdapat barang kebutuhan sehari-hari bekas pakai. Kalau kita jeli, maka akan dapat barang bagus. Temanku mendapatkan jaket musim dingin bagus di flea market.
Sedang berada di ruang makan Planetstaden Hotel saat Welcome Party... Barusan ketemu ama temen2, bahasa masih pake isyarat kayak tarzan, tetapi senyum dan tawa adalah bahasa universal yang dapat dimengerti oleh semuanya.
Di sentral kota Lund (kayak alun-alun di Jawa). terdapat air muncrat... mungkin lumayan dapat menyejukkan suasana bila musim panas.. tetapi karena di awal msim semi jadinya ya tetep kedinginan dan ndak mungkin menyentuh air ini...
Area merokok di Planetstaden Hote yang terletak di balkoni belakang lantai 2. terdapat pengumuman tentang denda yang sangat tinggi apabila kita menyebabkan alarm berbunyi karena asap. Ini merupakan surga bagi teman2 yang merokok seperti Maria, Arjun, Chen dll.
Perumahan antara Planetstaden Hotel menuju Lund Uni. Hari pertama kursus, kita jalan menuju Uni. Saat itu akhir musim gugur sehingga sepertinya pohon2 meranggas..
Walter dari Ecuador sedang berada di selasar Gedung A HDM saat pertama kali kita keliling pengenalan kampus..
Rombongan ceria karena akan kembali ke alam masing-masing. Ki-ka: Arjun Koirala si duplikat Raja (Nepal), gua si gagu karena inggrisnya kacau, Saku si manis (Srilanka), Azeb si tukang belanja (Ethiophia), June si ramah (Philiphines), dan Gethani si kalem juga (Srilanka). Sebetulnya masih banyak rombongannya tapi kok gak ada ya? kemana mereka semua. June ama Arjun cuman baik hati nganterin kita ke central station.
Gua dan June di depan terowongan menuju Culturen Museum (Museum Kebudayaan). Disini kita disuguhi replika rumah2 yang pernah ada (kalau di Jakarta seperti TMII)...
Down town of Lund yang penuh oleh orang2 berjemur sambil makan siang di awal musim semi
Ini juga jalan daerah down town of Lund dengan iklan paling gede di sana.
Festival dengan menyalakan api yang menandakan berakhirnya musim dingin di Lund. Pada tahun 2006, festival ini dilaksanakan sebelum hari libur peringatan Ultah sang raja.
Hotel Lundia di sekitar centarl station. kawasan ini termasuk down town dengan segala fasilitas yang ada.
Ketiga gambar dibawah diambil di downtown sekitar pemberhentian bus terbesar (lupa namanya... hehehehe...)
Akan tetapi bukti arkeologi terbaru menunjukkan bahwa pembangunan pertama dilakukan pada tahun 990 oleh Sweyn I Forkbeard di desa Uppåkra.
Luas kota Lund adalah 24.99 km2 dengan kepadatan penduduk 3,049/km2 pada tahun 2005. Bandingkan dengan kota Surabaya yang memiliki area seluas 520.87 km2 (20.8 kali lebih besar) dengan kepadatan penduduk hampir 8,000 jiwa/km2 (2.6 kali lebih padat). 2/3 penduduk Lund merupakan pendatang sebagai mahasiswa, sehingga pada musim liburan kota ini biasanya akan kehilangan 2/3 penduduknya. Salah satu masalah adalah housing stock untuk memenuhi penduduk musiman di Lund. Disamping itu, sebagian warga yang bekerja di Lund tetapi tinggal di Malmo.
Flea market yang ada pada hari Sabtu dan Minggu. Disini terdapat barang kebutuhan sehari-hari bekas pakai. Kalau kita jeli, maka akan dapat barang bagus. Temanku mendapatkan jaket musim dingin bagus di flea market.
Sedang berada di ruang makan Planetstaden Hotel saat Welcome Party... Barusan ketemu ama temen2, bahasa masih pake isyarat kayak tarzan, tetapi senyum dan tawa adalah bahasa universal yang dapat dimengerti oleh semuanya.
Di sentral kota Lund (kayak alun-alun di Jawa). terdapat air muncrat... mungkin lumayan dapat menyejukkan suasana bila musim panas.. tetapi karena di awal msim semi jadinya ya tetep kedinginan dan ndak mungkin menyentuh air ini...
Area merokok di Planetstaden Hote yang terletak di balkoni belakang lantai 2. terdapat pengumuman tentang denda yang sangat tinggi apabila kita menyebabkan alarm berbunyi karena asap. Ini merupakan surga bagi teman2 yang merokok seperti Maria, Arjun, Chen dll.
Perumahan antara Planetstaden Hotel menuju Lund Uni. Hari pertama kursus, kita jalan menuju Uni. Saat itu akhir musim gugur sehingga sepertinya pohon2 meranggas..
Walter dari Ecuador sedang berada di selasar Gedung A HDM saat pertama kali kita keliling pengenalan kampus..
Rombongan ceria karena akan kembali ke alam masing-masing. Ki-ka: Arjun Koirala si duplikat Raja (Nepal), gua si gagu karena inggrisnya kacau, Saku si manis (Srilanka), Azeb si tukang belanja (Ethiophia), June si ramah (Philiphines), dan Gethani si kalem juga (Srilanka). Sebetulnya masih banyak rombongannya tapi kok gak ada ya? kemana mereka semua. June ama Arjun cuman baik hati nganterin kita ke central station.
Gua dan June di depan terowongan menuju Culturen Museum (Museum Kebudayaan). Disini kita disuguhi replika rumah2 yang pernah ada (kalau di Jakarta seperti TMII)...
Down town of Lund yang penuh oleh orang2 berjemur sambil makan siang di awal musim semi
Ini juga jalan daerah down town of Lund dengan iklan paling gede di sana.
Festival dengan menyalakan api yang menandakan berakhirnya musim dingin di Lund. Pada tahun 2006, festival ini dilaksanakan sebelum hari libur peringatan Ultah sang raja.
Hotel Lundia di sekitar centarl station. kawasan ini termasuk down town dengan segala fasilitas yang ada.
Ketiga gambar dibawah diambil di downtown sekitar pemberhentian bus terbesar (lupa namanya... hehehehe...)
Lund University
Lund University terletak di Lund, yang merupakan kota abad pertengahan dengan sarana pendidikan di tengah kotanya. Lund University berdiri pada tahun 1666, dan sekarang menjadi pusat penelitian dan pendidikan internasional dengan jumlah 46.000 mahasiswa. Disamping itu juga termasuk dalam 100 universitas terkemuka di dunia berdasarkan Times Higher Education. Dengan catatan sejarah selama seribu tahun serta keunggulan potensi akademik Lund University maka telah menciptakan Lund sebagai lingkungan dan kewirausahan perkotaan yang dinamis.
Lund Uni menyediakan pendidikan dalam bahasa Inggris yang terdiri dari:
- 474 kursus
- 75 program s2
- 1 program s1
- PhD dan riset paskasarjana
Dan aku berada di sini kurang lebih sebulan untuk mengikuti International Training Prodram Shelter Design and Development pada musim semi 2006.
Gambar ini diambil di rumah Katerine, salah satu pengajar HDM, setelah makan malam. Suami Katherine, Thomas (kalau gak salah), tengah berkaos hitam, merupakan seorang arsitek. Mereka memiliki 3 anak puteri, 2 diantaranya mereupakan anak kembar. Kata mereka, memiliki banyak anak di Swedia merupakan sebuah investasi terbaik karena hidup dan pendidikan mereka sudah dijamin oleh pemerintah. Bandingkan dengan kita, yang pasti akan bingung dengan biaya hidup dan pendidikan anak2 kita.
Mereka membangun sendiri secara bertahap rumahnya. Bahan bangunan rumahnya terdiri dari dinding, atap dan lain-lain yang terfabrikasi. Sistem pondasi memakai sistem umpak. Terdapat sistem pemanas di bawah lantai, yang sangat diperlukan dalam menghadapi musim dingin. Disamping itu mereka memiliki ruang perpustakaan yang inspiratif.
Kantin di lantai 2 Gedung A HDM ... makanan dan minuman disini rata-rata harganya KR 16.
di gedung inilah kita,partisipan dari Asia, afrika, dan amerika latin mendapatkan ilmu tentang shelter design and development... A Huise...
in action...:)
Design Centrum Building... tempatku menimba ilmu...
Gedung apa ya ini? tapi yang pasti disini terdapat pengumuman pertunjukan seni. setelah ditelusuri lagi ternyata ini adalah gedung Academic Society Building. makane terdapat jadwal pertunjukan seni. Letaknya di depan University Building.
Interior University Library..
Kawasan kampus Lund Uni dapat dicapai dengan bus. Jalan-jalan di dalam kampus terkoneksi dengan jalan kota. Dimensi jalan kampus juga relatif sama dengan jalan kota. Seperti itulah kondisinya.
Gedung Fakultas Teknik, Lunds Tekniska Hogskola, dapat diakses di www.lth.se
Walaupun kondisi lalu lintas tidak padat, tetapi sarana dan prasarana lalu lintas tersedia lengkap. Di salah satu gerbang uni, terdapat pemisahan lalu lintas manusia dan kendaraan. Melihat desain arsitekturnya, gerbang ini mungkin sudah ada sejak awal Lund Uni berdiri.
Universitetshuset, University Building (bahasa Indonesia nya: Gedung Rektorat)
Sebagian besar gedung-gedung di Lund Uni merupakan bangunan lama sejak Uni ini berdiri.
Salah satu interior bangunan baru di Lund Uni, salah satunya adalah Gedung A, A Huise
Lund Uni menyediakan pendidikan dalam bahasa Inggris yang terdiri dari:
- 474 kursus
- 75 program s2
- 1 program s1
- PhD dan riset paskasarjana
Dan aku berada di sini kurang lebih sebulan untuk mengikuti International Training Prodram Shelter Design and Development pada musim semi 2006.
Gambar ini diambil di rumah Katerine, salah satu pengajar HDM, setelah makan malam. Suami Katherine, Thomas (kalau gak salah), tengah berkaos hitam, merupakan seorang arsitek. Mereka memiliki 3 anak puteri, 2 diantaranya mereupakan anak kembar. Kata mereka, memiliki banyak anak di Swedia merupakan sebuah investasi terbaik karena hidup dan pendidikan mereka sudah dijamin oleh pemerintah. Bandingkan dengan kita, yang pasti akan bingung dengan biaya hidup dan pendidikan anak2 kita.
Mereka membangun sendiri secara bertahap rumahnya. Bahan bangunan rumahnya terdiri dari dinding, atap dan lain-lain yang terfabrikasi. Sistem pondasi memakai sistem umpak. Terdapat sistem pemanas di bawah lantai, yang sangat diperlukan dalam menghadapi musim dingin. Disamping itu mereka memiliki ruang perpustakaan yang inspiratif.
Kantin di lantai 2 Gedung A HDM ... makanan dan minuman disini rata-rata harganya KR 16.
di gedung inilah kita,partisipan dari Asia, afrika, dan amerika latin mendapatkan ilmu tentang shelter design and development... A Huise...
in action...:)
Design Centrum Building... tempatku menimba ilmu...
Gedung apa ya ini? tapi yang pasti disini terdapat pengumuman pertunjukan seni. setelah ditelusuri lagi ternyata ini adalah gedung Academic Society Building. makane terdapat jadwal pertunjukan seni. Letaknya di depan University Building.
Interior University Library..
Kawasan kampus Lund Uni dapat dicapai dengan bus. Jalan-jalan di dalam kampus terkoneksi dengan jalan kota. Dimensi jalan kampus juga relatif sama dengan jalan kota. Seperti itulah kondisinya.
Gedung Fakultas Teknik, Lunds Tekniska Hogskola, dapat diakses di www.lth.se
Walaupun kondisi lalu lintas tidak padat, tetapi sarana dan prasarana lalu lintas tersedia lengkap. Di salah satu gerbang uni, terdapat pemisahan lalu lintas manusia dan kendaraan. Melihat desain arsitekturnya, gerbang ini mungkin sudah ada sejak awal Lund Uni berdiri.
Universitetshuset, University Building (bahasa Indonesia nya: Gedung Rektorat)
Sebagian besar gedung-gedung di Lund Uni merupakan bangunan lama sejak Uni ini berdiri.
Salah satu interior bangunan baru di Lund Uni, salah satunya adalah Gedung A, A Huise
Bunga bertebaran
Salah satu yang menarik di Swedia pada awal musim semi adalah bunga-bunga yang sedang mekar. Bunga di permukiman, di pinggir jalan, maupun di toko bunga. Bunga tersebut ditanam di pot maupun tanah. Serta pohon-pohon pebuh dengan bunga aneka warna tanpa hijau daun. Berdasarkan literatur, salah satu perbedaan vegetasi tropis dan non tropis adalah keberadaan kerimbunannya. Vegetasi tropis lebih rimbun daunnya dibandingkan vegetasi non tropis. Silakan menikmati bunga-bungan bertebaran di Lund, Malmo, Stockholm dan Copenhagen di awal musim semi 2006.
Subscribe to:
Posts (Atom)