Sunday, 17 May 2009

TIPOLOGI PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN SUKOLILO, KEC BULAK KOTA SURABAYA DALAM PERBAIKAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH

Dalam menyusun konsep partisipasi masyarakat dalam perbaikan kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Sukolilo Kec Bulak Kota Surabaya maka diperlukan pengelompokkan/ klasifikasi partisipasi masyarakat. Kelompok/klasifikasi tersebut selanjutnya disebut tipologi partisipasi masyarakat Kelurahan Sukolilo dalam perbaikan kawasan permukiman kumuh. Sesuai dengan sintesa kajian pustaka, maka tipologi partisipasi masyarakat Kelurahan Sukolilo dalam perbaikan kawasan permukiman kumuh terdiri dari:
1. Karakteristik masyarakat Kelurahan Sukolilo
2. Partisipasi masyarakat Kelurahan Sukolilo dalam perbaikan kawasan permukiman kumuh
3. Hambatan pelaksanaan partisipasi masyarakat Kelurahan Sukolilo dalam perbaikan kawasan permukiman kumuh
4. Preferensi partisipasi masyarakat dalam perbaikan kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Sukolilo.

Sehingga didapatkan 4 tipologi partisipasi masyarakat Kelurahan Sukolilo dalam perbaikan kawasan permukiman kumuh seperti dibawah ini.

A. Tipologi pertama
Yang termasuk dalam tipologi ini adalah seluruh masyarakat yang memiliki pekerjaaan sebagai nelayan dan guru yang tinggal di rumah milik sendiri. Bentuk partisipasi yang dilakukan adalah tenaga. Sedangkan preferensi bentuknya adalah tidak berpartipasi serta gabungan antara tenaga dan materi. Tingkat kedalaman partisipasi yang dilakukan sesuai dengan preferensinya, yaitu rendah. Masyarakat nelayan dan guru yang tinggal di rumah sendiri menyatakan bahwa faktor sosial dan pendidikan merupakan penghambat pelaksanaan partisipasi masyarakat dalam perbaikan kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Sukolilo. Disamping itu, nelayan dan guru yang tinggal di rumah milik sendiri menginginkan masyarakat menentukan sendiri segala keputusan yang berhubungan dengan perbaikan kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Sukolilo, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan.
Tipologi ini menunjukkan bahwa masyarakat nelayan dan guru yang tinggal di rumah sendiri memiliki bentuk partisipasi yang menggambarkan kerjasama antar pihak dalam perbaikan kawasan permukiman kumuh. Disamping itu, preferensi bentuk partisipasi pada perencanaan masih menggambarkan bentuk semu. Akan tetapi preferensi bentuk partisipasi pada tahap pelaksanaan telah menggambarkan proses pemberdayaan. Hal ini diperkuat dengan preferensi pihak pengambil keputusannya adalah masyarakat sendiri. Perbedaan antara partisipasi yang dilakukan dengan preferensinya disebabkan oleh faktor sosial dan latar belakang pendidikan dari masyarakat itu sendiri. Walaupun sebenarnya preferensi kedalaman partisipasinya adalah rendah. Memperhatikan segala preferensi dan yang telah dilakukan oleh masyarakat tipologi ini, maka dapat disebutkan bahwa kedalaman partisipasi yang dilakukan adalah rendah atau partisipasi pasif, namun memiliki preferensi tingkat kedalaman yang tinggi atau partisipasi aktif.

B. Tipologi kedua

Masyarakat Kelurahan Sukolilo yang termasuk dalam tipologi partisipasi kedua ini adalah buruh, pengusaha swasta, dan karyawan yang tinggal di rumah sendiri. Bentuk partisipasi yang dilakukan adalah tenaga dan tidak berpartisipasi. Sedangkan preferensi bentuknya adalah tidak berpartipasi serta gabungan antara tenaga dan materi. Tingkat kedalaman partisipasi yang dilakukan sesuai dengan preferensinya, yaitu rendah. Hambatan pelaksanaan partisipasi masyarakat pada tipologi kedua ini adalah faktor sosial dan latar belakang pendidikan masyarakat. Preferensi pihak yang menentukan pada proses partisipasi adalah kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Peran pemerintah adalah untuk menyediakan dana dan mendampingi masyarakat dalam merumuskan program perbaikan kawasan permukiman kumuh. Sedangkan peran masyarakat adalah untuk mengidentifikasi permasalahan dan potensi yang ada di Kelurahan Sukolilo. Disamping itu masyarakat memiliki suara menentukan seluruh tahapan program.
Tipologi kedua ini menunjukkan bahwa buruh, pengusaha swasta, dan karyawan yang tinggal di rumah sendiri memiliki bentuk partisipasi yang menggambarkan antara bentuk semu dan kerjasama. Preferensi bentuk partisipasi pada tahap perencanaan menggambarkan bentuk semu. Sedangkan pada tahap pelaksanaan sudah menggambarkan proses pemberdayaan. Akan tetapi proses pemberdayaannya tidak sekuat pada tipologi pertama karena masih menginginkan keterlibatan pemerintah pada seluruh tahapan proses partisipasi masyarakat. Dapat dikatakan bahwa kedalaman partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat pada tipologi kedua adalah rendah atau partisipasi pasif. Namun preferensi partisipasi masyarakatnya adalah sedang atau partisipasi semu.

C. Tipologi ketiga
Masyarakat Kelurahan Sukolilo yang termasuk dalam tipologi partisipasi ketiga ini adalah buruh, pengusaha swasta, dan karyawan yang tinggal di rumah sewa dan menumpang. Bentuk partisipasi yang dilakukan adalah tenaga dan tidak berpartisipasi. Sedangkan preferensi bentuknya adalah tidak berpartipasi serta gabungan antara tenaga dan materi. Tingkat kedalaman partisipasi yang dilakukan adalah bervariasi mulai dari rendah sampai dengan sedang. Preferensi tingkat kedalaman partisipasinya adalah rendah. Sebagaimana pada tipologi sebelumnya, maka hambatan pelaksanaan partisipasi masyarakat pada tipologi ketiga ini juga faktor sosial dan latar belakang pendidikan masyarakat. Sesuai dengan preferensi pihak yang menentukan pada tipologi kedua, maka pada tipologi ini juga menginginkan kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat dalam proses perbaikan kawasan permukiman kumuh.
Tipologi ketiga ini menunjukkan bahwa buruh, pengusaha swasta, dan karyawan yang tinggal di rumah sewa dan menumpang memiliki bentuk partisipasi bervariasi yaitu mulai partisipasi yang menggambarkan bentuk semu sampai dengan praktik kerjasama. Preferensi bentuk partisipasi pada tahap perencanaan menggambarkan bentuk semu. Sedangkan pada tahap pelaksanaan sudah menggambarkan proses pemberdayaan. Sebagaimana pada tipologi kedua, maka proses pemberdayaan juga tidak kuat karena masih menginginkan keterlibatan pemerintah pada seluruh tahapan proses partisipasi masyarakat. Disamping itu dapat dikatakan juga bahwa kedalaman partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat pada tipologi ketiga adalah bervariasi antara rendah (partisipasi pasif) sampai dengan sedang (partisipasi semu). Namun preferensi partisipasi masyarakatnya adalah rendah atau partisipasi pasif.

D. Tipologi keempat
Masyarakat Kelurahan Sukolilo yang termasuk dalam tipologi partisipasi keempat adalah buruh, pengusaha swasta, karyawan dan guru yang tinggal di tanah sewa. Guru yang tinggal di rumah sewa dan menumpang juga termasuk dalam tipologi ini. Bentuk partisipasi yang dilakukan adalah tenaga. Sedangkan preferensi bentuknya adalah tidak berpartipasi serta gabungan antara tenaga dan materi. Tingkat kedalaman partisipasi yang dilakukan adalah bervariasi mulai dari rendah sampai dengan sedang. Preferensi tingkat kedalaman partisipasinya adalah sedang. Hambatan pelaksanaan partisipasi masyarakat pada tipologi keempat ini adalah faktor kondisi perekonomian masyarakat, sosial kehidupannya serta latar belakang pendidikan masyarakat. Disamping itu, masyarakat tipologi keempat ini menginginkan masyarakat menentukan sendiri segala keputusan yang berhubungan dengan perbaikan kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Sukolilo, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan.
Tipologi partisipasi keempat ini menunjukkan bahwa masyarakatnya telah memiliki bentuk partisipasi yang menggambarkan kerjasama antar pihak dalam perbaikan kawasan permukiman kumuh. Disamping itu, preferensi bentuk partisipasi pada perencanaan masih menggambarkan bentuk semu. Akan tetapi preferensi bentuk partisipasi pada tahap pelaksanaan telah menggambarkan proses pemberdayaan. Hal ini diperkuat dengan preferensi pihak pengambil keputusannya adalah masyarakat sendiri. Faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan partisipasi sehingga terdapat perbedaan antara partisipasi yang dilakukan dengan preferensinya adalah kondisi sosial, ekonomi, dan latar belakang pendidikan. Memperhatikan segala preferensi dan yang telah dilakukan oleh masyarakat tipologi keempat ini, maka dapat disebutkan bahwa kedalaman partisipasi yang dilakukan adalah bervariasi mulai dari rendah (partisipasi pasif) sampai dengan sedang (partisipasi semu), namun memiliki preferensi tingkat kedalaman sedang (partisipasi semu).

No comments: