Tuesday 19 May 2009

BERKELILING PULAU MADURA

Perjalanan mengelilingi Pulau Madura pertama kali selama 34 jam dengan rute:
ITS - Galaksi - Kamal - Tanjung Bumi - Pantai Slopeng - Sumenep - Pamekasan - Sampang - Pamekasan - Sumenep - Kampung Batik Madura Klapar Pamekasan - Sampang - Kamal - Perak - Benowo.



Kepulauan Madura terdiri dari satu pulau besar bernama Madura dan 127 pulau kecil baik berpenghuni maupun tidak. Sebagian besar pulau-pulau kecil tersebut terletak di Kabupaten Sumenep.

MAsjid Agung Sumenep merupakan salah satu tempat wisata religi di kawasan ini. Masjid ini terletak di tengah kota Sumenep (depan alun-alun kota). Hal ini mengingatkan pada bentuk kota di Jawa dimana alun-alun dikelilingi oleh pusat pemerintahan, pusat perekenomian, dan tempat ibadah.



Terlihat penumpang yang baru saja turun dari feri. Sepertinya mereka merupakan rombongan pengiring pengantin. Terlihat salah satu seserahan yang telah dihias dengan kertas warna-warni.

Perjalanan yang ketiga adalah mengelilingi Madura mulai dari Benowo - ITS - jembatan Suramadu - Sampang - Camplong - Pamekasan - Kampung Batik Klapar - Kalianget - Sumenep - Pantai Lombang - Pantai Slopeng - Tanjung Bumi - Bangkalan - jembatan Suramadu - ITS - Benowo. Perjalanan ditempuh selama 16 jam yang melelahkan.

Dari semua perjalanan di Madura yang pernah kulakukan, ada beberapa hal menarik yang patut didiskusikan lebih lanjut.
Pertama adalah infrastruktur transportasi. Secara umum sudah terdapat jalan yang mengelilingi pulau, akan tetapi terdapat perbedaan kondisi yang signifikan antara jalur selatan dan utara. Jalur selatan relatif lebih baik dibandingkan jalur utara. Padahal pemandangan laut di sepanjang utara begitu menakjubkan. Apalagi kalau dapat mengabadikan sunset dari perjalanan di jalur ini. Woow begitu menakjubkan. Sepertinya jalur yang mengelilingi pulau ini sudah ada sejak lebih dari satu abad lalu. Terdapat penanda pohon asam yang kira-kira telah berusia diatas 60 tahun. Pohon ini aku temui disepanjang jalur, baik pada jalan dengan kondisi bagus maupun jelek.
Apabila kita masuk Kota Bangkalan dari arah Kamal, akan menemui jalan kembar dimana pohon asamnya telah hilang. Sangat disayangkan sekali. Mengapa pohon tersebut tidak dipindahkan ke pinggir?

Sebagian besar bangunan permukiman yang kutemui merupakan bangunan baru dengan gaya adopsi luar negeri. Walaupun bangunan tersebut baru, akan tetapi memiliki kesamaan dengan kebiasaan dan bentuk rumah asal. Rumah tersebut pasti memiliki teras yang relatif luas dengan kursi dan meja untuk menerima tamu. Biasanya tamu laki-laki diterima di teras ini. Apabila tamu tersebut dengan perempuan, maka akan diterima di dalam rumah. Yang menarik bagiku adalah beragamnya bentuk dan jenis kursi dan meja yang ada di teras tersebut. Mulai dari sofa dari kain maupun kayu, kursi dan meja makan, maupun hanya deretan kursi-kursi.

Hal ketiga yang menarik adalah keberadaan kampung-kampung batik. Yang dimaksud kampung batik adalah sebuah perkampungan dimana mata pencaharian penduduknya adalah menggantungkan diri dari bisnis batik. Mulai dari proses penggambaran, membatik, mewarna, pemasaran, sampai dengan promosi. Kampung batik yang kukunjungi adalah Tanjung Bumi (Bangkalan) dan Klapar. Aku telah 3 kali ke kampung batik Klapar di Pamekasan. Motif batik Tanjung Bumi lebih besar bentuknya dibandingkan Klapar. Adapun harganya relatif sama.



Kondisi pasar Camplong (Sampang) dengan delman di depannya. Camplong terkenal dengan pantainya dan jambu air putih yang disebut jambu Camplong. Akan tetapi apabila kita membeli di supermarket di Surabaya disebut Jambu Madura.



Kondisi jalan dan lalu lintas di dekat alun-alun Kota Pamekasan.





Kondisi pelabuhan Kalianget (Sumenep). Pelabuhan ini melayani jalur perdagangan dan transportasi antar pulau di sekitar Sumenep maupun ke seluruh wilayah Indonesia. Terdapat feri yang melayani jalur Kalianget - Situbondo. Jalur ini ditempuh selama kurang lebih 2 jam.



Kondisi pantai selatan pulau Madura. Terdapat pohon bakau yang usianya masih relatif muda. Disamping itu terlihat tempat eksplorasi minyak di laut lepas.



Kondisi pantai utara pulau Madura dengan pasir putihnya. Akan tetapi secara keseluruhan tidak terdapat pasir putih disepanjang pantai pulau Madura. Hanya terdapat sebagian kecil pantai dengan pasir putih.



Suasana malam hari Jemabatan Suramadu arah Surabaya. Banyak terdapat penjual makanan di Kawasan Kaki Jembatan Suramadu (KKJS) baik sisi Madura dan Surabaya. Disamping itu terlihat orang menyeberang jalan di jembatan, sepeda atau mobil yang putar balik tidak pada tempatnya. Serta hal-hal lain di luar ketentuan yang berlaku di jalan tol.

4 comments:

Anonymous said...

lho mlaku2 tok ndi oleh2 e an?..

bob

Unknown said...

oleh-oleh e arep ditulis tapi durung sempet nih..

Unknown said...

mbak, kira2 supermarket mana saja yang menjual buah jambu madura itu?mohon infonya. thank before

Unknown said...

wah kalo gak tau supermarket mana ya....tapi kalo di Madura sendiri, saya taunya di perjalanan menuju sampang....