Sunday 17 May 2009

The Great of Lombok


Kesan kunjungan pertama ku ke Lombok adalah ramah.Aku mendapatkan keramahan dari pemilik hotel, responden, sampai dengan penjual kue.


Kami tinggal di Hotel Ratih Jl. Pejanggik. Jalan ini termasuk down town nya Mataram. Kita gampang untuk mencari makanan dan oleh-oleh disini. Mulai dari kelas cafe sampai dengan warung tenda. RM Kania 1 merupakan tempat makan yang dapat direkomendasikan. Disamping itu kita juga dapat menjumpai beberapa oleh-oleh khas Mataram di sini. Mulai dari dodol rumput laut, telur asin, sampai beberapa jenis kue. Ayam taliwang dan cah kangkungnya juga enak. Didepan hotel juga terdapat penjual kain tenun dan mutiara.





Tetapi yang mengganggu adalah sikap para penjual asongan di pantai, baik pantai Kuta maupun pantai Aan. Mereka menjual kain tenun, kaos, pasir, maupun asesoris. Harga penawaran pertama kain tenun 100 ribu/3pcs. Sampe akhirnya mereka menurunkan sendiri harga tanpa ditawar menjadi 20 ribu/pcs. Tapi emang dari awal gak pingin beli jadinya yo gak beli. Begitu tahu kita masuk mobil tanpa membeli mereka mengatakan kita pelit. Lha... piye to...emang gak tertarik mo gimana lagi.
Yang aku beli di pantai Koeta adalah asesoris seharga 5000/pcs. Karena suka ya beli dua. salah satunya ini nih..
Keramahan penduduknya belum aku temui di tempat lainnya.Jadi target 200 responden oleh 2 surveyor utama selama 2.5 hari dapat terpeuhi. Hal ini tidak dapat tercapai tanpa adanya sikap terbuka responden. Greatful for all respondent. Penghalangnya hanya kondisi cuaca yang sangat panas terus tiba-tiba berganti menjadi hujan, walaupun hanya rintik-rintik.
Sasaran survei pertama adalah kampung Mojok. Disini kita dipandu oleh bu Ani, seorang kader posyandu. Thankful for her. Penghuni kampung Mojok kurang lebih 800 KK. Kondisi permukimannya sangat padat khas urban, walau sebenarnya jumlah penduduk Mataram hanya 356 ribu atau 10%nya Surabaya.




No comments: