Showing posts with label Opinion. Show all posts
Showing posts with label Opinion. Show all posts

Tuesday, 20 October 2009

the Great of JK


Hari ini 20 Oktober 2009 adalah hari pelantikan Presiden dan Wapres RI terpilih. Tapi bukan itu yang menarik untukku. Aku lebih tertarik untuk mengomentari sikap Jusuf Kalla (JK) dalam masa transisi kepemimpinannya.

Berdasarkan wikipedia, Muhammad Jusuf Kalla lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada tanggal 15 Mei 1942) sebagai anak ke-2 dari 17 bersaudara dari pasangan Haji Kalla dan Athirah, pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group. Bisnis keluarga Kalla tersebut meliputi beberapa kelompok perusahaan di berbagai bidang industri. Tahun 1968, JK menjadi CEO dari NV Hadji Kalla. Di bawah kepemimpinannya, NV Hadji Kalla berkembang dari sekedar bisnis ekspor-impor, meluas ke bidang-bidang perhotelan, konstruksi, pejualan kendaraan, perkapalan, real estate, transportasi, peternakan udang, kelapa sawit, dan telekomunikasi. Di Makassar, JK dikenal akrab disapa oleh masyarakat dengan panggilan Daeng Ucu.

Pengalaman organisasi kemahasiswaan JK antara lain adalah Ketua HMI Cabang Makassar tahun 1965-1966, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS) 1965-1966, serta Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tahun 1967-1969. Sebelum terjun ke politik, Jusuf Kalla pernah menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Sulawesi Selatan. Hingga kini, ia pun masih menjabat Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) di alamamaternya Universitas Hasanuddin, setelah terpilih kembali pada musyawarah September 2006.

JK menjabat sebagai menteri di era pemerintahan Abdurrahman Wahid (Presiden RI yang ke-4), tetapi diberhentikan dengan tuduhan terlibat KKN. JK kembali diangkat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat di bawah pemerintahan Megawati Soekarnoputri (Presiden RI yang ke-5). JK kemudian mengundurkan diri sebagai menteri karena maju sebagai calon wakil presiden, mendampingi calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dengan kemenangan yang diraih oleh Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI yang ke-6, secara otomatis JK juga berhasil meraih jabatan sebagai Wakil Presiden RI yang ke-10. Bersama-sama dengan Susilo Bambang Yudhoyono, keduanya menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI yang pertama kali dipilih secara langsung oleh rakyat.

H.M. Jusuf Kalla menikah dengan Hj. Mufidah Jusuf, dan dikaruniai seorang putra dan empat putri, serta sembilan orang cucu.

Melalui berita di TV dan koran, aku mengamati bahwa kemungkinan kecil JK terkena post power syndrome. Sejak dinyatakan kalah dalam penghitungan suara di KPU, beliau langsung mengucapkan selamat kepada Presiden dan Wapres terpilih. Disamping itu beliau juga mengontrol bahkan terkesan cenderung menghindar dan mngurangi untuk mengeluarkan statemen tentang kejadian yang sedang terjadi. Padahal selama ini beliau dengan gampang mengeluarkan statemen, bahkan terkesan cenderung kebablasan. Seperti ide konversi LPG maupun pengembangan kawasan Suramadu. Dari sifatnya yang ceplas-ceplos dan spontan, akan merepotkan jajaran di bawahnya untuk segera merealisasikannya di lapangan. Memang begitulah dinamika dan spontanitas seorang JK.

Kemaren aku terkesan dengan sikap JK yang serah terima kepada Wapres terpilih. Beliau mengajak Budiono untuk mengelilingi istana Wapres dengan senyum nya yang khas. Disamping itu hari minggu lalu beliau mengadakan pesta perpisahan di istana Bogor untuk karyawan dan staf istana Wapres. Dari semua wajah yang terlihat di tv, terlihat bahwa bagaiman sederhana, simple, dan ramahnya seorang JK.

Sesuai janji kampanye, beliau akan pulang kampung ke Makassar setelah tidak menjabat lagi sebagai Wapres. Dan akan kita tunggu penetapan janji beliau yang lain, yaitu karena faktor usia, maka beliau tidak akan mencalonkan lagi sebagai Presiden 5 tahun ke depan.

Thanks Mr. JK for your all effort for our country. I proud you so much

Monday, 14 January 2008

DAPATKAH MEREKA MENCAPAINYA SEORANG DIRI?

Dibuat sebagai tugas mata kuliah Sarana Prasarana (transportasi)

PENDAHULUAN

Awal Mei setahun lalu di tengah dinginnya hembusan angin lautan Baltik, saya terkesima dengan pemandangan di depan. Seorang wanita berusia sekitar 50 tahun sedang duduk di kursi roda berkeliling di jalanan kota Lund seorang diri. Anggota badan yang berfungsi sepertinya hanya tangan saja yang digunakan untuk menekan tombol penggerak kursi roda. Di leher terlihat penyangga leher untuk menopang leher dan kepalanya. Posisi kepala tidak simetris. Walaupun wajahnya terlihat tidak berekspresi tetapi matanya memancarkan semangat dari dalam serta dia terlihat sangat menikmati kegiatannya. Kekurangan fisik yang sedang menderanya tidak menghalangi dirinya untuk menikmati suasana di kota tempat tinggalnya. Dia dapat mengakses tempat dan ruang publik secara mandiri.

Itu adalah gambaran umum bagaimana mudahnya para lansia dan penyandang cacat untuk mengakses fasilitas publik secara mandiri di negara maju. Hal ini dipicu oleh keadaan dimana mereka harus melakukan sendiri segala pemenuhan kebutuhan karena sebagian besar para lansia dan penyandang cacat tinggal sendiri atau hanya dengan pasangannya saja. Menggaji pembantu atau perawat untuk menemani beraktivitas, diperlukan biaya tinggi dikarenakan gaji tenaga manusia sangat mahal.

Terbayang di benak, apa yang akan terjadi apabila mengalami sendiri seperti itu di Indonesia. Yaitu hidup sendiri pada saat tua dan harus melanjutkan hidup pasca mengalami stroke. Maka sangat sulit bagiku untuk mengakses fasilitas publik secara mandiri. Hal ini disebabkan infrastruktur bagi para penduduk berkebutuhan khusus belum tersedia di Indonesia. Sebuah pemikiran yang memilukan untuk hidup menua dan menjadi cacat di Indonesia.

Penduduk berkebutuhan khusus yang dimaksud disini adalah penduduk berusia lanjut (manula) dan penyandang cacat (difable). Manula sudah mengalami penurunan kualitas hidup baik secara ekonomi maupun sosial. Sehingga terkadang menjadi beban bagi penduduk usia produktif untuk menopang kehidupannya apabila tidak mandiri. Hal inilah yang terjadi pada manula di negara berkembang dimana tingkat pendidikan masih rendah. Sedangkan di negara maju, para manula dapat memenuhi kebutuhannya sendiri baik secara sosial dan ekonomi. Apabila sudah tidak dapat memenuhi kebutuhannya, maka negara akan mengambil alih untuk merawatnya. Mereka akan dirawat di panti jompo yang sangat nyaman dan aman bagi manula untuk menjalani sisa hidupnya tanpa ada rasa tersisih dan terbuang.

Penyandang cacat yang dimaksud disini khususnya adalah tuna netra (buta) dan tuna grahita (keterbatasan anggota tubuh). Mereka menggunakan alat bantu diantaranya adalah tongkat, kursi roda, pendengaran yang lebih tajam, dan yang lainnya dalam mengakses tempat publik.

Kebutuhan khusus bagi manula dan penyandang cacat diantaranya adalah bagaimana mereka dapat mengakses segala pelayanan yang dibutuhkan secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Bagaimana mereka dapat berbelanja di pasar maupun supermarket, ke dokter, dan tempat publik baik dengan berjalan maupun memakai kendaraan umum secara mandiri. Diperlukan penunjuk arah dan fasilitas khusus untuk mencapai dan memenuhi akan kebutuhan publik agar mereka dapat mandiri.


KONDISI EKSISTING DI INDONESIA

Peraturan Pemerintah RI No 34 tahun 2006 tentang Jalan dijelaskan bahwa fungsi jalan digunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat dengan mengusahakan biaya umum perjalanan menjadi serendah-rendahnya.

Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No KM 65 tahun 1993 tentang Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, diatur tentang standart dan ketentuan tentang halte, kendaraan umum, parkir, fasilitas parkir pada badan jalan, pemakai jalan, tempat istirahat dan trotoar. Namun sangat disayangkan, semua hal itu belum spesifik mengatur tentang keberadaan dan kebutuhan khusus bagi penyandang cacat dan manula.

Penduduk berkebutuhan khusus juga merupakan mahkluk sosial yang memerlukan sosialisasi. Kondisi aksesibilitas di Indonesia tidak memungkinkan bagi mereka untuk mandiri karena tidak tersedianya prasarana dasar. Misalnya seorang pemakai kursi roda, baik manula atau karena cacat tubuh, akan pergi ke luar kota Surabaya sedangkan dia tidak mempunyai kendaraan bermotor. Maka dia memerlukan orang lain untuk melalui proses tersebut. Mulai dari keluar dari rumah, menuju ke stasiun/terminal, naik bus/kereta api, turun setelah sampai tujuan, dan sampai masuk ke tujuannya. Hal ini disebabkan oleh desain kendaraan publik dan prasarana publik yang tidak sesuai dengan keadaan dan kebutuhan mereka. Mereka memerlukan halte dan trotoar yang hampir rata dengan jalan, kendaraan publik yang bisa diset ketinggiannya, sehingga pintu masuk dan trotoar sejajar, tempat duduk khusus di dalam bis atau kereta api yang mudah dicapai dan lain-lain.

Pembangunan gedung di Indonesia harus mengacu kepada UU No 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yang didetailkan dalam peraturan di bawahnya. Maksud dari peraturan pembangunan gedung tersebut adalah agar pembangunan tersebut sesuai dengan asas manfaat, keselamatan, keseimbangan, dan keserasian bangunan gedung dan lingkungannya bagi masyarakat. Di dalam peraturan ini juga belum ada tuntutan untuk menyediakan fasilitas aksesibilitas bagi manula dan difable. Sehingga sebagian gedung yang dibangun di Indonesia belum mengakomodasi kebutuhan tersebut. Bangunan di ITS pun belum memenuhi kebutuhan tersebut. Bagaimana apabila mahasiswa yang berkursi roda akan berkuliah di sini? Maka dia akan memerlukan orang lain untuk mencapai lantai dua dan tiga. Bahkan lantai satupun dia masih memerlukan orang lain.


PEMBELAJARAN DARI LUAR

Mengapa penyandang cacat dan manula di negara maju dapat mandiri? Karena prasarana dasar dan transportasi publik mengakomodasi kebutuhan yang diperlukannya. Dibawah ini adalah contoh desain fasilitas publik yang sudah mengakomodasi kebutuhan tersebut. Desain bis di Barcelona, Spanyol adalah tinggi, dimana tempat penumpang di atas sedangkan di bawah adalah bagasi. Maka pemakai kursi roda naik dan keluar dari bis menggunakan tangga berjalan secara hidrolis. Seperti gambar (1) dan (2), dimana diperlihatkan cara pemakai kursi roda keluar dari bis.

Gambar 1. Fasilitas bus (tangga berjalan) di Barcelona Spanyol, untuk menurunkan penumpang penyandang cacat
Sumber: Johanes Krisdianto, 2007



Gambar 2. Penyandang cacat dapat turun dari bus seorang diri dengan bantuan tangga berjalan
Sumber: Johanes Krisdianto, 2007

Penumpang berkebutuhan khusus yang naik bis di Lund, Swedia (gambar 3 dan 4)terletak di bagian tengah bis tersebut. Bis tersebut mempunyai 3 pintu. Pintu tengah khusus digunakan bagi penumpang manula, cacat, serta orang tua yang membawa anak memakai troli untuk naik dan turun. Dibagian ini juga disediakan pengait bagi troli tersebut. Bagian pintu bis tersebut dapat dimiringkan ketinggiannya sehingga hampir sejajar dengan trotoar.

Gambar 3. Tempat duduk khusus untuk anak-anak, orang tua dan cacat.
Sumber: Johanes Krisdianto, 2007

Gambar 4. Ruang untuk penumpang berkebutuhan khusus berada di tengah bis yang mudah pencapaiannya
Sumber: Johanes Krisdianto, 2007

Desain prasarana dasar perkotaan juga sangat berpengaruh besar terhadap aksesibilitas bagi para cacat dan manula. Seperti gambar (5) dan (6)memperlihatkan bagaimana ketinggian trotoar yang hampir sama dengan badan jalan. Sehingga ramp yang diperlukan untuk mencapainya, tidak terlalu terjal. Hal ini sangat memudahkan pencapaiannya.

Gambar 5. Jarak antara tinggi trotoar dan jalan raya yang tidak membahayakan bagi penyandang cacat di pusat kota Lund
Sumber: Andarita Rolalisasi, 2006

Gambar 6. Desain akses manusia dan kendaraan yang mudah diakses oleh penyandang cacat secara mandiri di dalam area Universitas Lund
Sumber: Andarita Rolalisasi, 2006

Untuk penderita buta, memerlukan penanda khusus yang dapat dirasakan oleh indera perasa mereka. Gambar (7) memperlihatkan penanda di trotoar yang akan menggiring ke tempat tujuan. Sedangkan gambar (8) memperlihatkan batas daerah aman dan daerah bahaya yang harus dihindari. Tanda ini menunjukkan ruang yang dapat diakses oleh mereka agar aman di stasiun kereta api.

Gambar 7. Penanda arah untuk pejalan kaki buta yang ada di trotoar Osaka Kyoto, Jepang
Sumber: Wahyu Setiawan, 2000

Gambar 8. Batas daerah berbahaya di stasiun kereta api Bangkok yang dapat diakses oleh tuna netra
Sumber: Andarita Rolalisasi, 2007

Yang tidak kalah pentingnya adalah juga aksesibilitas terhadap bangunan. Maka diperlukan ramp yang kemiringannya sangat aman bagi mereka seperti yang terlihat di gambar (9) dan (10). Ini harus disediakan baik di dalam maupun di luar bangunan.



Gambar 9. Akses masuk bangunan publik (gereja) bagi penyandang cacat dan bukan di pusat Kota Lund
Sumber: Johanes Krisdianto, 2007


Gambar 10. Kemudahan bagi penyandang cacat di dalam perpusatakaan Universitas Lund
Sumber: Johanes Krisdianto, 2007


KESIMPULAN

Penyediaan fasilitas agar dapat diakses oleh penduduk berkebutuhan khusus, perlu melibatkan semua stakeholder yang ada, yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat. Hal dimaksudkan agar seluruh stakeholder menyiapkan prasarana dasar dan transportasi tersebut. Pertama yang harus dilaksanakan oleh pemerintah adalah menyediakan regulasi yang mengatur tentang transportasi dan bangunan publik yang dapat diakses oleh mereka secara mandiri. Di dalamnya mengatur tentang penyediaan kemudahan akses. Pemerintah juga harus mempunyai desain baru yang sudah accessible untuk pembangunan new public facilities, misalnya desain halte, parkir, fasilitas parkir pada badan jalan, tempat istirahat dan trotoar.

Kedua yang harus dilaksanakan pihak swasta sebagai penyedia fasilitas, adalah harus mendesain ulang public transport dan sarana lainnya. Seperti misalnya desain bis dan kereta api, peningkatan kemampuan sumber daya manusia sopir/kernet untuk mengoperasikannya, dan lain-lain.

Sedangkan masyarakat harus mendidik dirinya sendiri dan keluarganya yang berkebutuhan khusus agar menjadi lebih mandiri dalam mengakses fasilitas publik. Ketergantungan penduduk berkebutuhan khusus juga berasal dari cara mendidik di dalam keluarganya.


DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Perhubungan No KM 65 tahun 1993 tentang Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

Saturday, 2 June 2007

How to get higher education in Indonesia?

How to get higher education in Indonesia?

Kasihan anak-anak yang akan melanjutkan sekolahnya sekarang
mulai dari TK ke SD
SD ke SMP
sampai dari SMP ke SMA
mulai dari anaknya sendiri sampai para orang tua panik semua

Kepanikan dimulai saat UNAS akan dilaksanakan
Para siswa ditakuti oleh guru bahwa standart itu terlalu tinggi
Para guru diintimidasi oleh rayon, harus lulus 100%
akhirnya anak-anak tidak hanya konsentrasi belajar
tetapi juga ketakutan
ada yang sampai gila ketakutan padahal dia juara olimpiade

Padahal standart kelulusan itu masih dibawah
jadi mengapa anak-anak harus ditakuti kalau memang sudah sesuai kurikulum
itu semua karena metoda pembelajaran sekarang
hanyalah sibuk mengerjakan tugas
bukan mengerti untuk menyelesaikan maslah
sehingga apabila ada jenis soal berbeda tapi masih satu topik
anak-anak didik sekarang tidak dapat menyelesaikan
kurang kreatif untuk mengembangkan penyelesaian hidup

sekarang...
kita harus mendidik anak-anak kita menjadi kreatif
jangan kungkung mereka sebagai pencetak nilai bagus
tapi tidak dapat bersosialisasi
beri ruang mereka untuk mengungkapkan pendapat

Hidup anak-anak Indonesia
yang cerdas, kreatif, dan bertaqwa

ini semua adalah kesalahan sistem yang diamini oleh para pendidik

Thursday, 10 May 2007

Jembatan


Aku suka banget dengan iklan gudang garam edisi jembatan.
Disana diperlihatkan tentang bagaimana anak-anak tersebut tidak mudah untuk menggapai pendidikan yang layak.
Mereka harus berenang melawan arus derasnya sungai untuk menuju sekolahnya setiap hari karena tidak ada jembatan.
Aku sudah membaca sebelumnya di kompas, bahwa ada anak-anak yang harus berenang mencapai sekolahnya di Garut, Jawa Barat.
Woww... mengapa hal ini bisa terjadi di pulau Jawa, dimana semua infrastruktur yang dibutuhkan sudah lengkap (katanya..).
Terus apa yang terjadi dengan anak-anak di luar Jawa.
Di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, pedalaman Papua, Maluku yang tidak terjangkau kalau musim angin muson.
Masih ditemukannya juga busung lapar di Nusa Tenggara, Papua, dan daerah lainnya (dimana para pejabatnya hanya sibuk berusaha menyangkal bahwa itu tidak benar) karena kekeringan dan gagal panen.
Apa yang akan terjadi dengan generasi masa depan kita kalau mereka tidak mendapat asupan gizi cukup di masa keemasannya serta pendidikan yang layak.
Akankah kita akan kehilangan generasi muda yang tangguh di masa datang?
Saat ini juga telah terjadi fenomena bahwa orang tua mengajarkan pada anak-anaknya untuk tidak menghargai proses.
Karena para orang tua akan marah kalau anak-anaknya tidak membawa pulang nilai yang bagus.
Anak akan dimarahi habis-habisan kalau tidak naik kelas, bahkan kalau sampai tidak lulus sekolah.
Mereka tidak menyadari dari awal mengapa hal ini.
Si anak akan berusaha dengan keras untuk menyenangkan orang tua.
Anak-anak hanya akan mencari nilai bukan belajar untuk mempelajari dan mengetahui pengetahuan untuk memperkaya otak dan batinnya.
Apa yang akan terjadi...?
Anak-anak kita hanya akan berusaha untuk memecahkan jenis variasi soal yang tersedia, bukan memahami persoalan suatu kasus.
Kalaupun dia menemukan jenis soal yang lain dia akan terhalang tembok untuk menyelesaikan karena mati kreatifitasnya.
Marilah kita sebagai orang tua memberikan ruang bagi anak-anak kita menjadi kreatif.
Jangan cekoki mereka dengan angan-angan kita yang terlalu tinggi pada usia mereka.
Kita harus melihat apakah keinginan mereka sebenarnya.
Dan itu diperlukan ruang dan kedekatan yang intens dengan mereka agar mau mengungkapkan keinginan sebenarnya secara bebas.
Jangan rusak anak-anak manis kita.


Mari selamatkan dunia lewat tangan anak-anak kita

Pilihan dalam hidup

Semua yang terjadi dalam hidup adalah pilihan
Kebahagiaan... adalah pilihan
Kesedihan .... semoga bukan pilihan
Pasangan hidup .... semoga juga pilihan sendiri
Tetapi ada juga takdir yang harus diperjuangkan
Menikah.... Punya anak....
Sehingga kalo apapun yang terjadi sekarang
adalah 99,9% adalah pilihan dan usaha 0,01% adalah takdir
Be strong
Be happy

Jangan Bugil di depan Kamera

Tulisan ini saya dapat dari www.tvlab.blogspot.com.
Marilah kita dukung kampanye ini.
Jangan bugil di dapan kamera.
Baik kamera profesional maupun tidak.
Jangan iseng untuk mengabadikan hal-hal kegiatan pribadi kita.
Seriuslah dengan segala sesuatu yang kita kerjakan.
Karena keisengan itu akan mematikan karir dan penghidupan kita di masa depan.

......................................................................................................................................................................

Kampanye Anak Muda Indonesia : "Jangan Bugil di depan Kamera!!!!!"
Nggak tahu kenapa, hari ini saya kok sedih bin jengkel ya?
Seseorang mengirimkan saya beberapa cuplikan klip sepasang remaja yang melakukan adegan Sex di sebuah Warung Internet!!!
Edan Rek!
Saya perhatikan 7 rekaman video yang saya dapatkan dari teman saya tersebut.
Saya baru sadar bahwa fenomena maraknya penyebaran video mesum yang dibuat oleh orang-orang Indonesia telah sampai ke tahap yang mengkhawatirkan.
Pernah baca novelnya George Owell?
Judulnya "Animal Farm", yang menceritakan satir kehidupan para hewan Potong yang ketakutan atas lingkungan manusia yang kelak membantainya.
George Owell secara cerdas meramalkan (metafora) bahwa di masa depan, kita bakal hidup dikelilingi "mata-mata pengawas".
Kamera-kamera yang merekam setiap aktifitas kita yang selama ini kita cuma tahu bahwa "Pengintai semua kegiatan hidup kita di dunia adalah Tuhan yang Maha Melihat!"
Bagaimana kalau pengintaian ini dilakukan oleh kamera-kamera tersembunyi?
Anda kira, Anda akan aman melakukan hal apa saja?
Ke Toilet, pacaran, makan, tidur, berjudi, sembahyang, berdakwah, menipu dan Termasuk Making Love misalnya?
Kembali ke topik, masalahnya, ternyata Kampanye yang kami mulai sebarkan di Internet, belum bisa menekan Laju Pertumbuhan Film Sex Amatir Indonesia!
Parah banget kan kalau Anda sadar bahwa, setiap hari, paling tidak ada 2 film Sex Indonesia yang dibuat dengan menggunakan Kamera Video Handphone atau Kamera Handycam di Upload ke Internet!
Dan file-file video klip sex dalam ukuran mini selalu hadir ter-update dengan teratur ke setiap email-email kita.
Ke setiap situs yang bisa jelajahi.
Masuk ke kantong-kantong saku Anda dan terekam dengan massal pada memory handphone Anda.
Selamat datang dunia Film BF Amatir Indonesia!
Dan Payahnya lagi, remaja kita menjadi korban berikutnya.
Entah karena kenakalan, iseng, coba-coba, Gaptek?
Sukarela, Dipaksa Pacar, atau jangan-jangan Diperkosa dan Diabadikan!
Sudahlah kawan, bergeraklah.
Teriakkan semangat ini bersama "Kami berjanji, Demi masa Depan Indonesia yang lebih baik, Kami tidak akan Pernah Bugil di depan Kamera!"
Selamatkan masa depan adik, teman, om, tante, pacar, ibu dan anak-anak yang kita sayangi.
Jangan sampai negeri ini menjadi ladang pembuatan video porno terbesar di dunia.
Karena kekhilafan kita, isengnya kita.

Lawan!!!

Salam Sony Set
0813 929 820 71
TVLab Communications INDONESIAhttp://tvlab.blogspot.com
Kampanye Nasional : "Anak Muda Indonesia, Jangan Bugil di depan Kamera!"
Dukung dan Sebarkan, Mari Selamatkan Anak Muda Indonesia dari Kegilaan Pornografi!