Tuesday, 20 October 2009

the Great of JK


Hari ini 20 Oktober 2009 adalah hari pelantikan Presiden dan Wapres RI terpilih. Tapi bukan itu yang menarik untukku. Aku lebih tertarik untuk mengomentari sikap Jusuf Kalla (JK) dalam masa transisi kepemimpinannya.

Berdasarkan wikipedia, Muhammad Jusuf Kalla lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada tanggal 15 Mei 1942) sebagai anak ke-2 dari 17 bersaudara dari pasangan Haji Kalla dan Athirah, pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group. Bisnis keluarga Kalla tersebut meliputi beberapa kelompok perusahaan di berbagai bidang industri. Tahun 1968, JK menjadi CEO dari NV Hadji Kalla. Di bawah kepemimpinannya, NV Hadji Kalla berkembang dari sekedar bisnis ekspor-impor, meluas ke bidang-bidang perhotelan, konstruksi, pejualan kendaraan, perkapalan, real estate, transportasi, peternakan udang, kelapa sawit, dan telekomunikasi. Di Makassar, JK dikenal akrab disapa oleh masyarakat dengan panggilan Daeng Ucu.

Pengalaman organisasi kemahasiswaan JK antara lain adalah Ketua HMI Cabang Makassar tahun 1965-1966, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS) 1965-1966, serta Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tahun 1967-1969. Sebelum terjun ke politik, Jusuf Kalla pernah menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Sulawesi Selatan. Hingga kini, ia pun masih menjabat Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) di alamamaternya Universitas Hasanuddin, setelah terpilih kembali pada musyawarah September 2006.

JK menjabat sebagai menteri di era pemerintahan Abdurrahman Wahid (Presiden RI yang ke-4), tetapi diberhentikan dengan tuduhan terlibat KKN. JK kembali diangkat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat di bawah pemerintahan Megawati Soekarnoputri (Presiden RI yang ke-5). JK kemudian mengundurkan diri sebagai menteri karena maju sebagai calon wakil presiden, mendampingi calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dengan kemenangan yang diraih oleh Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI yang ke-6, secara otomatis JK juga berhasil meraih jabatan sebagai Wakil Presiden RI yang ke-10. Bersama-sama dengan Susilo Bambang Yudhoyono, keduanya menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI yang pertama kali dipilih secara langsung oleh rakyat.

H.M. Jusuf Kalla menikah dengan Hj. Mufidah Jusuf, dan dikaruniai seorang putra dan empat putri, serta sembilan orang cucu.

Melalui berita di TV dan koran, aku mengamati bahwa kemungkinan kecil JK terkena post power syndrome. Sejak dinyatakan kalah dalam penghitungan suara di KPU, beliau langsung mengucapkan selamat kepada Presiden dan Wapres terpilih. Disamping itu beliau juga mengontrol bahkan terkesan cenderung menghindar dan mngurangi untuk mengeluarkan statemen tentang kejadian yang sedang terjadi. Padahal selama ini beliau dengan gampang mengeluarkan statemen, bahkan terkesan cenderung kebablasan. Seperti ide konversi LPG maupun pengembangan kawasan Suramadu. Dari sifatnya yang ceplas-ceplos dan spontan, akan merepotkan jajaran di bawahnya untuk segera merealisasikannya di lapangan. Memang begitulah dinamika dan spontanitas seorang JK.

Kemaren aku terkesan dengan sikap JK yang serah terima kepada Wapres terpilih. Beliau mengajak Budiono untuk mengelilingi istana Wapres dengan senyum nya yang khas. Disamping itu hari minggu lalu beliau mengadakan pesta perpisahan di istana Bogor untuk karyawan dan staf istana Wapres. Dari semua wajah yang terlihat di tv, terlihat bahwa bagaiman sederhana, simple, dan ramahnya seorang JK.

Sesuai janji kampanye, beliau akan pulang kampung ke Makassar setelah tidak menjabat lagi sebagai Wapres. Dan akan kita tunggu penetapan janji beliau yang lain, yaitu karena faktor usia, maka beliau tidak akan mencalonkan lagi sebagai Presiden 5 tahun ke depan.

Thanks Mr. JK for your all effort for our country. I proud you so much

No comments: