Tuesday 20 October 2009

Revitalisasi Ruang Terbuka Hijau Surabaya

Berdasarkan Departemen Pekerjaan Umum (Dep PU), Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung
dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut.

Berdasarkan bobot kealamiannya, bentuk RTH dapat diklasifikasi menjadi (a) bentuk RTH alami (habitat liar/alami, kawasan lindung) dan (b) bentuk RTH non alami atau RTH binaan (pertanian kota, pertamanan kota, lapangan olah raga, pemakaman, berdasarkan sifat dan karakter ekologisnya diklasifikasi menjadi (a) bentuk RTH kawasan (areal, non linear), dan (b) bentuk RTH jalur (koridor, linear), berdasarkan penggunaan lahan atau kawasan fungsionalnya diklasifikasi menjadi (a) RTH kawasan perdagangan, (b) RTH
kawasan perindustrian, (c) RTH kawasan permukiman, (d) RTH kawasan pertanian, dan (e) RTH kawasan-kawasan khusus, seperti pemakaman, hankam, olah raga, alamiah. Status kepemilikan RTH diklasifikasikan menjadi (a) RTH publik, yaitu RTH yang berlokasi pada lahan-lahan publik atau lahan yang dimiliki oleh pemerintah (pusat, daerah), dan (b) RTH privat atau non publik, yaitu RTH yang berlokasi pada lahan-lahan milik privat.

Sepanjang pengamatan, Surabaya termasuk salah satu kota yang memiliki RTH (taman) cukup tinggi. Taman-taman tersebut tersebar di sepanjang median jalan, baik di tengah dan pinggir jalan, sampai dengan taman-taman yang memang sengaja di bangun. Salah tulisan yang mengulas tentang taman tersebut adalah:
http://eastjavatraveler.com/2009/08/pesona-taman-kota-di-surabaya/

Yang akan saya soroti ini adalah revitalisasi trotoar di sepanjang Jl. Urip Soemoharjo dan sekitar Jl. Embong Malang. Kelebihan ditinjau dari segi desain adalah memanusiakan pejalan kaki lewat ukuran dan elevasi yang rata sehingga pejalan kaki akan merasa nyaman karena tidak harus naik turun elevasinya. Akan tetapi kekurangannya juga tidak kalah banyak.

Pertama, bahan penutup trotoar yang kurang kasar. Ini akan mengakibatkan licin apabila terkena air. Kedua, penebangan vegetasi eksisting. Agar trotoar tidak cepat rusak, maka pohon-pohon yang tumbuh sebagian besar dipotong. Maka pada saat siang hari, para pejalan akan merasa sangat panas.

Apapun kelebihan dan kekurangan revitalisasi RTH Surabaya, tetapi secara pribadi saya salut dengan apa yang telah dilakukan oleh Pemkot Surabaya untuk meningkatkan kualits lingkungan kotanya.

No comments: