Friday 23 October 2009

Sungai Pekalen… the exotic place for rafting



Sungai Pekalen, terletak 25 km dari kota Probolinggo tepatnya terbentang di antara tiga kecamatan berturut-turut yaitu kecamatan Tiris, kecamatan Maron, dan kecamatan Gading. Sumber air sungai ini berasal dari mata air gunung Lamongan dan Argopuro.



Lima tahun lalu aku mengenal pertama kali dengan sungai ini karena rafting di sungai Pekalen bawah dengan operator Songa. Jarak tempuh rafting ini sekitar 12 km yang ditempuh selama +/- 3 jam. Dari Surabaya kita berangkat dari jam 5.30 dengan menumpang mobil yang disewa dari Songa. Sampe di base camp Songa sekitar jam 10 setelah sempat mampir sejenak untuk sarapan di Bromo Asri. Setelah persiapan, dengan naik pick up kita diangkut menuju start point kurang lebih 15 menit dengan melewati jalan yang menanjak dan sempit. Setelah turun dari mobil, peserta masih harus menyusuri jalan setapak yang lumayan jauh dan curam selama kurang lebih 30 menit, sehingga stamina banyak terkuras disini. Malahan dapat dikatakan capeknya disini bukan karena arung jeramnya tetapi karena jalannya ini.

Start point berada di dusun Angin-angin, Desa Ranu Gedang. Di tengah-tengah perjalanan berhenti di Rest Area Kedung Adem-adem dimana kami mendapatkan minuman kelapa muda utuh dan jemblem (ketela pohong diparut diberi parutan kelapa dan ditengahnya ada gula merah kemudian digoreng). Sebelum berhenti perahu dibalik dan aku tenggelam karena memang terkejut bener disamping emang gak bisa berenang. Sambil beristirahat, juga dapat terjun bebas dari ketinggian 7 meter. Akan tetapi tetap aja aku gak berani utk mencoba. Temanku perempuan, Elok, berani terjun bebas sampai 3 kali. wooow...

Sepanjang perjalanan kami melihat pemandangan alami khas perdesaan dengan segala aktivitas penghuninya. Tiba di finish point, kami segera membersihkan diri. Kegiatan rafting diakhiri dengan makan siang dengan menu khas yaitu nasi campur jagung, urap, sayur lodeh, tahu, tempe, ikan asin goreng serta kerupuk.

Satu setengah tahun kemudian kita rafting lagi tetapi dengan operator yang berbeda, yaitu Regulo. Start point sama tetapi rest point dan finish pointnya yang berbeda. Sarana dan prasarana di base camp Songa lebih baik dari pada di Regulo.

Rafting yang ketiga kita lakukan pada bulan Agustus lalu melalui operator Noars dengan mengambil jalur Pekalen Atas. Jalur ini sebetulnya jalur paling menantang dan berbahaya disamping eksotis pemandangannya. Akan tetapi kita rafting di saat kemarau, jadi debit air kecil sehingga mengurangi tantangan. Di jalur ini terdapat 10 air terjun dan juga terdapat gua kelelawar dengan ribuan kelelawar yang memekik dan beterbangan dekat dengan kita. Ketika melewatinya, terasa bau anyir kelelawar dan kotorannya. Ketika sampai pada titik ini, aku menganga tak percaya ada pemandangan seperti ini di pulau Jawa. Tak percaya ada hutan tropis dengan air terjun yang dasyat seperti ini. Sungguh pengalaman yang dasyat. Akan tetapi jalur ini lebih pendek daripada Pekalen bawah tetapi memiliki pemandangan alam yang rrrruuuarrrr biasa....


Dari ketiga operator rafting di sungai Pekalen terdapat kesamaan yang sangat menganggu, yaitu kecilnya debit air di kamar mandi... huh... betul2 menganggu...
Tetapi rafting memberikan pengalaman yang luar biasa ....

Warning: rafting will be addicted

4 comments:

Unknown said...

Kan dah mandi di sungai, giman sih???

Unknown said...

mau lagi awal tahun depan waktu debitnya bagus...
btw gak pingin rafting kasembon?

Mr Phoer said...

Jeng penggemar rafting, yang pingin melanglang buana, ngomong-ngomong udah pernah nyoba Kasembon Rafting, yang katanya lumayan untuk pemula, tapi kicil buat yang udah prof kayak Rolali ini kali ye.

Unknown said...

@ Mr Phoer...
aku belum coba Kasembon Rafting walaupun sakjane sungai itu mengalir di belakang rumah ibuku....
aku sudah rafting sebelum ada Ksb Rafting.. nah temen2ku tk ajak rafting disana gak mau, setelah liat di trans tv. mosok rafting kok dideloki wong akeh, kata mereka