Monday, 28 September 2009

Permukiman pinggir rel KA di viaduk Kertajaya

Untuk memenuhi tugas kuliah tentang bentuk permukiman di sepanjang rel KA antara stasiun Gubeng sampai stasiun Wonokromo, maka diambil sampel permukiman di sebelah selatan viaduk Kertajaya. Berdasarkan wawancara diketahui bahwa permukiman tersebut berdiri di atas tanah sempadan rel. Sebagian besar kerja di sektor informal seperti pedagang, buruh bangunan, buruh pabrik, penjaga toko, dan lain-lain. Disamping itu ada minimal dua fakta empiri yang menarik di sini.

Pertama, sebagian besar rumah tangga di sini adalah usia produktif dengan jumlah anak lebih dari tiga. Setelah selesai wawancara ternyata jawaban responden hampir seragam saat ditanyakan mengapa jumlah anak relatif banyak disini.
Yok opo arep gak akeh anak, mbak. Wong arep turu, gak sampe 10 menit wis ana sepur liwat maneh. Dadi ra tau turu angler. La terus ra iso turu, ate arep nyapo lek ra gawe anak. Oalah.. jawabane seragam kabeh.....

Kedua, adalah tentang sebuah rumah yang lebih megah dibanding sekitarnya.
Usia berapa?
berapa ya mbak.. mungkin dua puluh kali...
masak mbak?
kenapa? wajahku lebih tua ya... ya sih.. anu mbak aku udah 30 an..
pekerjaan?
apa ya mbak... informal wis..
maksudnya mbak?
ya ... informal...
tapi disini harus jelas informalnya mbak....
ya gimana mbak.. ditulis aja informal.
penghasilan perbulan?
berapa ya.. gak mesti mbak.. paling cuma 1 juta mungkin.
masak sih mbak. rumah mbak paling bagus diantara yang lain. apakah ini dari warisan atau pihak lain untuk membangunnya?
gak mbak. duwikku dewe yo... la iku mbak. karena informal akhire gak mesti penghasilanne.
nah balik soal informal. apa informal itu?
wis mbak .. tinimbang sampean ndesek ae. sampean tak kek i no telpon ku. trus engko lek ana kancane sampean sing butuh aku tinggal telpon aku ae. aku biasane mangkal neng pangsud mulai jam 10
ha ....
uppsss... kasihan

Do u understand?

No comments: